Minggu, 15 April 2018

permainan cinta remaja


Permainan Cinta

Cinta mungkin yang telah mengajarkanku arti penantian, mengajarkanku arti penyesalan mengajarkanku arti sia sia. Aku tersadar dalam keheningan dan kesunyian malam sabtu dalam kesendirian aku duduk termenung di atas dipan depan kamar kosku. Di bangku kuliah aku merasakan indahnya jatuh cinta dan dicintai. Yoka cowo manis hitam yang tak terlalu tampan mengisyaratkan cinta padaku dalam senyum dan kata yang dilontarkan setiap kali bertemu. Yoka bukanlah cowo yang mudah untuk mendekati seorang gadis layaknya cowo paada umumnya. Menurutku dia adalah cowo yang sangat menjaga kehormatan lelakinya di depan para gadis yang ada di sekitarnya.
Sepulang kuliah, ku berjalan di lorong depan kelasku. Tak kusengaja ku berjalan berdampingang dengan Yoka cowo hitam manis yang ku kenal sangat menjaga kehormatannya. Dia adalah seorang mahasiswa yang sangat ta’dim pada sang guru layaknya seorang santri yang tunduk pada kyainya.
“Mau pulangkah kau sahira? Tanyanya padaku?”
“Hei iya Yoka”. Jawabku sedikit kaget karena tak ku melihat sebelumnya kalu ia berada di sampingku.
“Sendirian?” tanyanya lagi dengan nada lembut.
“Hmm sudah terbiasa aku pulang sendiri Yo.” Jawabku ketus karena memang aku tak mempunyai prasangka atau pikiran apapun dengannya.
Dalam hatiku aku hanyalah seorang teman yang tak lebih dan kupikir dia sedang bertanya karena hanya mengisi waktuku bersamanya karena sedang berjalan bersama. Saat itu memang aku sedang menjalani hubungan tanpa status namun terikat dengan Vasi teman SMP ku yang berada di rumah. Vasi adalah teman dekat yang telah lam bersamaku, namun akhirnya menyatakan cinta padaku. Aku hanya merespon pertanyaan Yoka layaknya aku merespon pertanyaan teman yang lainnya. Aku dan Yoka berjalan menuju lantai satu gedung kuliahku. Ditengah perjalanan kami mengobrol ngalor ngidul tentang perkuliahan yang baru beberapa minggu ini kami lakukan. Karena kami adalah mahasiswa baru.
“Mau ku antar kamu pulang Sa?” tanyanya dengan penuh makna dia berharap aku mau diantarkannya pulang.
“Beneran?” tanyaku dengan menegaskan.
“Iya. Aku mengantarkanmu karena hatiku yang paling dalam.” Dia menjawab itu mencoba membuatku untuk percaya.
“Hmm gak usah lah, nanti aku ada teman jalan kok.” Jawabku dengan nada menolak. Namun dalam hati banyak pertanyaan yang muncul. “Apakah dia benar ingin mengantarkanku?”
“Dalam rangka apa kau memintaku untuk kau antarkan?” tanyaku balik padanya.
“Aku hanya ingin mengantarkanmu dan berdua denganmu.” Jawabnya menggombal.
Aku tak bisa berkata dan hanya ku melontarkan senyuman pada Yoka temaku itu. Dalam hati aku bingung apa maksud pernyataan yang telah Yoka lontarkan padaku ini. Apakah dia menyukaiku? Apakah dia hanya ingin mengantarkanku? Ah entahlah.. sampailah kami di lantai satu dan segera ku keluar gedung itu dan berpamit pulang ke kos pada Yoka.
“Aku pulang Yo.”
“Iya. Hati-hati Sa.” Sapanya.
Sampainya di kosku aku masih saja terbayang akan perbincanganku dengan Yoka di kampus tadi. Aku merasakan gejolak asmara yang ada di hati. “Munginkah aku jatuh cinta?” tanyaku dalam hati. “Munginkah dia memang mencintaiku?” banyak beribu pertanyyan cinta menimpa diriku dalam hati. Malamnya tepat malam jumat, malam jumat adalah jadwalku untuk melepas rindu dengan Vasi. Setiap malam jumat pasti Vasi selalu menelponku.
Dering Handphone di atas meja kamarku, tak berpikir panjang langsung bisa ku menangkap yang sms adalah Vasi kekasihku. Kami memang baru beberapa bulan menjadi sepasang kekasih. Sebulan sebelum aku berangkat ke kampus kuliahku dia menyatakan cintanya padaku. Dan kedua orang tuaku memang sudah merestui hubungan kami. Terlihat dengan ibu dan bapakku yang selalu menanyakan kabarnya.
Kuangkat Handphoneku dan kubuka sms yang masuk. Satu.. dua.. tiga... no tanpa nama menyapaku dengan sapaan “Selamat malam jumat.” Itu sapaan Vasi, tetapi kok no nya berbeda?” aku bertanya dalam hati. Agak lama aku berfikir siapakah ini? Dengan jari-jariku bergerak membuat kata “Selamat malam jumat.” Tanpa ku bertanya siapakah ini? Karena kupikir dia adalah Vasi.
“Lagi ngapain?” balasnya lagi. Aku termenung tak membalas sms nya karena aku bingung. Tak biasanya Vasi menanyakan kegiatanku disetiap sms nya. Lalu lama kuberanikan menanyakan siapa dia.
“Menyendiri. Maaf ini siapa?”
“Hmm Yoka, Sa. Kenapa kok menyendiri? Butuh ku temani?” Jawabnya. Aku teersenyum dan bingung. Kenapa di saat seperti ini ada orang lain yang memasuki hidupku Vasi tidak mengabariku sms. Apakah mungin aku akan menyukai Yoka dan meninggalkan Vasi?”
Lalu ku menjawabnya “Temen kosku pada pulang semua kan ini tanggal merah.”
“Kamu gak pulang?” tanyanya lagi.
“Gak Yo, jauh kok. Hehehe.
Lama telah ku saling berbalas sms dengan Yoka. Waktu menunjukkan 9.30 pm. Batinku bertanya. “Kenapakah Vasi tak kunjung sms juga?” aku gelisah merindukannya, tapi gelisah karena Yoka.
“Hmm ya gakpapa. Disini aja.” Jawabnya agak lama beberapa menit.
“Iya, kamu sendiri gak pulang Yo?” tanyaku balik.
“Gak Sa, kan nemenin kamu... J
Hahaha hati dan pikiranku semakin tak kuasa menahan bahagia dan gelisah. Seorang gadis atau cewe yang telah diberikan perhatian sedikit saja bisa membuatnya sangat bahagia karena cintanya. Semakin malam ternyata Vasi tak sms aku jua. Malam itu kuhabiskan dengan Yoka dalam sms. Canda tawa dalam sms melebihi sms nya Vasi. Memang Vasi adalah orang yang sangat sekali jarang memegang Handphone. Karena kurang perhatiannya dengan yang namanya perasaan cintanya.
Bahkan setelah beberapa hari Vasi menyatakan cintanya padaku. Bukan hal yang aneh jika dia hanya mengirimiku sms satu kali dalam sehari. Namun aku memahaminya sampai saat ini aku kuliah di tempat yang jauh dari rumah. Karena di semarang. Vasi biasanya hanya mengabariku setiap hari jumat dan menelponku satu minggu sekali.
Setelah ku semakin lama semakin dekat dengan Yoka, membuatku mungiin sedikit melupakan Vasi. Terbukti dengan aku terbiasa tidak di sms Vasi pun aku tak masalah karena setiap kali aku diperhatikan oleh Yoka. Perhatian seorang cowo itu bisa membuat cewe jatuh hati. Suatu hari, ada suatu hal yang membuatku harus berganti no hpku. Orang yang pertama ku sms adalah Yoka. Aku menagabarinya bahwa aku mengganti no hpku dengan yang baru.
“Yo, ini no hp ku yang baru. Yang lama dihapus saja.” Sms ku pada Yoka.
No ku yang dulu memang berbeda dengan no yang aku ganti sekarang. Aku mengganti no IM3 menjadi XL karena teman kuliahku banyak yang memakai XL. Jadi menurutku untuk melayani teman-temanku supaya mudah menghubungiku.
Tak lama dia membalasnya “Kok XL, beda operator donk.. nanti gak bisa telfon nih, mahal.” Katanya.
“Kalau memang cowo pasti mau berkorban.” Jawabku menggodanya.
Tak dibalas lagi sms nya oleh Yoka. Mungkin karena beda operator membuatnya menghabiskan pulsa. Pikirku dalam gelisah. “Kenapakah aku merasa kehilangan Yoka hanya karena dia tak membalas smsku?” tanyaku dalam hati.
Hari kehari jarang sekali Yoka sms aku. Padahal aku selalu menantinya. Suati hari memang aku sudah menghilangkan rasa cinta yang mungkin ada di hatiku. Setelah sekian lama aku sudah kembali terbiasa dengan Vasi. Aku semaikn bahagia dengan Vasi, bahkan teman kuliahku sudah tahu jika aku punya kekasih yaitu Vasi.
Weekend, teman-teman kuliah merencanakan untuk pergi berlibur ke tempat wisata terdekat semarang. Kami menyewa mobil untuk pergi berwisata. Setelah kami sampai disana. Ada wahana air yang membuatku menddekatinya. Setelah aku sampai disana Yoka mendekati tempat itu juga. Aku terbelalak bagaikan ikan yang mendapatkan makanan yang sangat disukainya. Yoka mengajakku untuk bermain air. Terasa suasana yang sangat istimewa, seperti halnya pepatah mengatakan bahwa “seakan dunia milik kita berdua”.
Kita tak hanya berdua saja, ada teman dekat Yoka yaitu Miko. Yoka dan Miko sangatlah dekaat bagaikan seorang pacaran. Hahaha.... memang  setiap berangkat dan sepulang kuliah pasti mereka selalu berbarengan. “Hmm aku aja yang cewe gak ada yang nemenin kok, kalian berdua terus sih?” tanyaku pada mereka berdua.
“Apakah ini sebuah kode Yo?” tanya Miko pada Yoka dengan sedikit mengledeknya.
“Halah...” jawab Yoka dengan malu-malu dan mencolek lengan Miko.”
“Kamu gak peka juga ya Yo.” Katanya lagi.
“Hmm sudah... sudah... sedang berbicara apa sih kalian ini?” kataku melerai itu semua dengan sedikit salting.
Waktu telah berjalan lama, kita bermain airpun sudah hampir basah semua. Pada jam empat sore kami bersiap untuk pulang. Karena memang niatku tak ingin berenang maka akupun tak membawa baju ganti. Tak taunya malah bermain air saking asyiknya sampai basah semua bajuku. Akhirnya aku pulang dengan baju basah kuyup. Begitu pula dengan Miko dan Yoka. Kami semua menuju ke parkiran mobil akan segera pulang. Setengah perjalanan Yoka menyapa “Sa, alangkah baiknya jika kamu pulang denganku naik motor karena kamu dengan keadaan basah seperti itu. Takutnya nanti teman yang lain juga ikutan basah”.
Aku hanya terdiam tersenyum berfikir apakah aku akan mengikuti Yoka atau aku akan naik mobil bersama teman-temanku. “Sudahlah Sa.. menurut apa kata Yoka. Kata Miko dari kejauhan sambil mengusap baju yang basah. “Bukannya Miko juga sama-sama basah Yo? Nanti Miko pulang sama siapa?” tanyaku.
“Ah aku mah gampang, yang penting tuh kamu Sa di mata Yoka. Ehem-ehem suara deheman teman-teman dari dalam mobil.
Yasudahlah daripada kelamaan aku menurut saja apa kata Yoka dan Miko. Akhirnya aku diantarkan oleh Yoka sampai kos ku. Perasaan senang tak tau kenapa setalah diantar Yoka. Mungkinkah ini cinta? Perasaan takut karena takut menghianati cinta Vasi yang jauh di sana menantiku. “Ahh entahlah kuserahkan semua kepada yang membolak-balikkan hati manusia.
Seiring berjalannya waktu rasa cinta ini semakin tumbuh besar dan semakin semangat dalam kuliah karena motivasiku adalah bertemu dengan Yoka. Begitupun yang dirasakan oleh Yoka rasa cintanya semakin besar. Namun Yoka bukanlah orang yang gampang untuk mengatakan cintanya pada seseorang, karena memang adalah seorang yang sangat ta’dim terhadap agamanya.
Hingga suatu hari, tak disengaja dan tanpa kami ketahui salah seorang dosen mengetahui kedekatan kami berdua. Dosen itu memang selalu mengolok-olok kami ketika di kelas. Hal itu membuat rasa cinta kami semakin berkurang karena kita malu jika selalu menjadi bahan bullyan di kelas. Lama setelah itu Yoka sudah jarang sekali bertatap muka denganku dan jarang sekali bercanda tawa denganku.
Tak lama kemudian Vasipun mengetahui aku sedang dekat dengan salah satu teman kuliahku. Vasi tahu karena ada yang mengupload fotoku dan Yoka berdua. Dan Vasi sedikit kecewa dengan adanya hal itu. Makannya sekarang dia memilih untuk menjauh dariku karena takut mengganggu hubunganku dengan Yoka. Padahal sudah kujelaskan bahwa aku dan Yoka sudah tak ada apa-apa. Namun Vasi mungkin telah merasakan sakit hati.
Hingga kini Vasi dan Yoka semuanya menjauhiku. Mungkin memang salahku dan ada hikmah yang bisa diambil dari cerita ini yakni janganlah kau mempermainkan perasaan apalagi perasaan cinta. Hal itu akan sangat berakibatfatal dalam hidupmu. Akan bisa membuatmu kehilangan seseorang yan kamu cintai dan yang kamu sayangi.

3 Komentar:

Pada 15 April 2018 pukul 22.26 , Blogger S' mengatakan...

Hikmahnya, nda usah cinta2an pas kuliah kun, hhe

 
Pada 17 April 2018 pukul 10.11 , Blogger Dewi Kunti Malikhah mengatakan...

aaaaaa pengunjung setiaaaa

 
Pada 17 April 2018 pukul 22.55 , Blogger S' mengatakan...

Hoho, alay
Seneng bae macani blog. Hhe soape biasane isine cerita pengalaman hidup, hhe
Perlu di promosikan r blogmu kue ? hhe

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda