pengertian, hakikat, dan komponen strategi pembelajaran
PENGERTIAN,
HAKIKAT, DAN KOMPONEN STRATEGI BELAJAR BAHASA
Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen
Pengampu :
Zukhaira,
S.S., M.Pd
Disusun
oleh:
Khunifatul
‘Afiyah
|
:
|
2303414002
|
Dewi Kunti
Malikhah
|
:
|
2303414010
|
Qonita
Furoida
|
:
|
2303414014
|
|
|
|
Program
Studi
|
:
|
Pendidikan
Bahasa Arab
|
Jurusan
|
:
|
Bahasa dan
Sastra Asing
|
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
TAHUN
2016
Segenap puji bagi Allah SWT Yang Maha Kuasa yang atas rahmat,
petunjuk dan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang nberjudul “Pengertian,
Hakikat, dan Komponen Strategi Belajar Bahasa ”. Dalam penulisan makalah ini kami telah
banyak menerima bantuan dari beberapa pihak sehingga dalam waktu yang relative
singkat makalah ini dapat terwujud. Oleh karena itu, kami berkenan untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Kedua orang tua tercinta dan segenap keluarga yang telah banyak
memberi dorongan moril maupun materil.
2.
Ustadzah Zukhaira, S.S., M.Pd. selaku pembimbing dan pengampu mata
kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
3.
Teman-teman yang memberi semangat dan motivasi serta memberi inspirasi.
4.
Segenap dosen yang sudah mengajarkan moral-moral pendidikan kepada
kami.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak belajar
jauh dari sempurna dan kekurangannya di mata kalian. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun motivasi, nilai, moral, dan norma
pendidikan. Dengan iringan doa semoga isi makalah ini dapat memberi manfaat
yang berarti bagi pembaca yang budiman.
Semarang,
03 Maret 2016
Penulis
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru
dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. perilaku mengajar dan perilaku belajar
berkaitan dengan strategi belajar. strategi belajar bahasa sangat berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran di kelas, guru mempunyai peranan yang sangat penting.
Ia harus berusaha secara terus-menerus membantu peserta didik menggali dan
menggali potensinya. Strategi harus dilakukan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Khanifatul, 2013: 15).
Tugas utama seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran. Agar kegiatan itu terselenggara dengan efektif, seorang pengajar
harus mengetahui hakikat kegiatan belajar, mengajar, dan strategi pembelajaran (Ahmadi, 1990:1).
Strategi merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan
sebuah program kerja. Strategi pengajaran bahasa sebagai bagian dari proses
pengajaran menyaratkan beragam langkah terencana dan sistematis. Tahapan
tersebut melibatkan banyak variabel penentu seperti pengajar, peserta didik, sarana
dan prasarana, serta variabel lainnya.
(Sunendar, 2008:V) dalam buku
strategi pembelajaran bahasa.
Pada awalnya
strategi digunakan dalam dunia militer. Ketika akan berperang, seluruh kekuatan
dirancang dengan berbagai perencanaan yang matang untuk memenangkan sebuah
peperangan. Dalam perkembangannya, strategi juga merambah dalam jagad
pendidikan, lebih-lebih dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru
perlu menentukan strategi pembelajarn sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar dan harus memahami pengertian strategi pembelajaran, hakikat strategi
pembelajaran, dan komponen-komponen strategi pembelajaran. Dalam makalah ini,
akan dibahas tentang pengertian, hakikat, dan komponen strategi pembelajaran
bahasa.
a.
Apakah pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab?
b.
Apakah hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa Arab?
c.
Apakah komponen-komponen Strategi Pembelajaran Bahasa Arab?
a.
Mengetahui pengertian
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
b.
Mengetahui hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
c.
Mengetahui komponen-komponen Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos. Adapun strategos dapat diterjemahkan
sebagai 'komandan militer' pada zaman demokrasi Athena. Sedangkan menurut
istilah strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.
Istilah strategi sering digunakan
dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks
pengajaran dengan strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan
guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran. Kata strategi dalam
konteks ini berarti atau dimaksudkan untuk menunjuk pada karekteristik abstrak
serangkaian tindakan guru peserta didik dalam events pengajaran. (Rohani dan
Ahmadi, 1990:31)
Tardif dalam buku Strategi
Pembelajaran menegaskan bahwa strategi adalah “ sesuatu yang disengaja “ yang bertujuan meraih sasaran dengan cara
efektif. Strategi juga mengacu pada hal yang jamak artinya: strategi adalah
sekumpulan tindakan’’ (Yulianto, 2011: 4).
Sanusi (1998:1) dalam buku Strategi
Pembelajaran Bahasa mengatakan bahwa mengajar diartikan sebagai usaha menciptakan sistem lingkungan terdiri atas komponen pengajar, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, dan faktor administrasi serta
biaya yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal. Mengajar pun
dapat diartikan sebagai proses mendidik atau membelajarkan peserta didik yang
diasumsikan mempunyai beberapa fungsi, antara lain membantu menumbuhkan dan
mentransformasikan nilai-nilai positif sambil memberdayakan serta mengembangkan
potensi-potensi kepribadian peserta
didik.
Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungan dimana ia hidup. Dalam hal ini, proses merupakan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan, terencana, gradual, bergilir,
berkesinambungan dan terpadu, yang secara keseluruhan mewarnai dan memberikan
karakteristik terhadap proses pembelajaran (Sunendar, 2008:1).
Menurut KBBI dalam buku Strategi
Pembelajaran Bahasa Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu.
Morgan, dkk dalam buku Strategi
Pembelajaran Kimia Saptorini, 2011 :3)
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap
dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dari pengertian ini diketahui
bahwa seseorang yang belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, dari tidak
bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan tingkah laku
tersebut terjadi karena latihan dan pengalaman yang dialami selama proses
berlangsung dan perubahan yang terjadi bersifat relatif tetapa menetap dalam
jangka waktu tertentu yang cukup lama.
Gagne dalam buku Strategi
Pembelajaran Kimia (Saptorini, 2011:3) dalam bukunya the condition of
learning menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan
seseorang yang dicapai melalui upaya yang dilakukan dan perubahan ini bukan
diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan dirinya secara alamiah. Jadi
tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Seseorang anak yang
dapat berjalan setelah mencapai usia tertentu bukan hasil belajar melainkan
kematangan. Belajar itu merupakan suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu yakni peningkatan disposisi dan kemampuan. Disposisi yang
dimaksud adalah pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai atau aspirasi
sedangkan kemampuan adalah wujud kinerja seseorang dalam lingkungannya.
Kemudian, Sudjana dalam buku Pengelolaan Pengajaran (1995: 33)
mengatakan: bahwa strategi mengajar (Pengajaran) adalah “Taktik” yang digunakan
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (Pengajaran) agar dapat
mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih
efektif dan efisien. Selanjutnya Nana Sudjana mengatakan: bahwa kita semua
mengetahui bahkan sudah terbiasa melakukannya bahwa sebelum mengajar, membuat
perencanaan mengajar (desain pengajaran) yang disusun secara tertulis dalam
satuan pelajaran. Dengan demikian, satuan pelajaran (yang didesain guru) pada
hakikatnya adalah rencana/disain, yakni proyeksi tentang apa yang harus
dilakukan guru pada waktu mengajar. Prosedur atau langkah guru melaksanakan
rencana tersebut (satuan pelajaran atau prospel) tidak lain adalah strategi
mengajar itu sendiri.
Maksudnya,
dari pengertian strategi, belajar, dan mengajar dapat disimpulkan bahwa
pengertian strategi belajar mengajar adalah taktik atau teknik yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam
proses memahamkan tentang suatu materi agar dapat mencapai tujuan yang di
inginkan.
Jadi, menurut (Sudjana, 1995: 33),
strategi pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan
guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan
pelajaran. Dengan kata lain, ia memandang strategi mengajar sebagai realisasi
desain pengajaran (Rolam dan Ahmadi, 1990:33).
Stern dalam buku Strategi Belajar
Bahasa Arab Teori dan Praktek (Asrori, 2011:22) memandang strategi belajar
sebagai kecenderungan atau sifat-sifat umum dari pendekatan yang digunakan oleh
pembelajar bahasa kedua. Sedangkan menurut (Zaini
dan Bahri (2003:8) dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa berpendapat bahwa strategi pembelajaran
mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran,
strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar
dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang digariskan. Ada empat strategi dalam pembelajaran yaitu mengidentifikasi
apa yang diharapkan, memilih sistem pendekatan, meilih dan menetapkan prosedur,
metode, dan teknik pembelajaran, menetapkan norma-norma dan batas minimal
keberhasilan (Sunendar, 2008:8).
Berdasarkan pendapat di atas,
strategi pembelajaran bahasa adalah tindakan pengajar melaksanakan rencana
mengajar bahasa. Artinya, usaha pengajar dalam menggunakan beberapa variabel
bahasa, seperti tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi, agar dapat
mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk memudahkan pemahaman antara strategi,
pendekatan, metode, dan teknik maka inilah perbedaannya.
1. Strategi adalah rencana tindakan tenaga pendidik yang digunakan dalam
pembelajaran untuk mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Pendekatan adalah seperangkat
asumsi berkanaan dengan hakikat bahasa dan belajar mengajar bahasa.
3. Metode adalah
rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan
yang dilakukan.
4. Teknik adalah
kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan
pendekatan yang telah dipilih.
Kata strategi berasal dari istilah
Yunani kuno strategia yang berarti kepemimpinan atau seni berperang.
Lebih spesifik lagi strategi melibatkan manajemen pasukan, kapal, atau pesawat
yang optimal dalam sebuah perjuangan yang direncanakan ( Oxford dalam buku
Strategi Belajar Bahasa Arab, 2012:5)
(O’Malley dan Chamot, dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa Sunendar
:3) mengemukakan pula bahwa strategi adalah seperangkat alat yang berguna serta
aktif, yang melibatkan individu secara langsung untuk mengembangkan bahasa
kedua atau bahasa asing (Sunendar, 2008:3).
(Sumac, dalam
buku Strategi Belajar
Bahasa Arab Asrori :22) kata strategi
secara spesifik dikaitkan dengan bidang militer atau kenegaraan. Dijelaskan
bahwa strategi dalam pengertian umum adalah seni dan pengetahuan untuk
mengembangkan dan melaksanakan kekuatan politik, ekonomi, psikologi, militer
suatu bangsa, pada masa damai dan perang untuk memberikan dukungan maksimum
terhadap politik nasional lebih lanjut dikemukakan bahwa dalam pengertian
militer, srtategi diartikan sebagai seni dan pengetahuan tentang pendayagunaan
kekuatan suatu bangsa, untuk mengamankan suatu objek kebijakan nasional dengan
menerapkan kekuatan (Asrori, 2012: 22).
Sebuah kata yang berbeda tetapi
berhubungan adalah tactics (taktik), yang berarti alat-alat untuk mencapai
keberhasilan. Sumac dalam buku strategi belajar bahasa arab menguraikan arti
kata taktik sebagai seni mempertahankan pasukan ke medan perang dalam posisi
yang tepat. Banyak orang menggunakan kedua istilah itu secara bergantian.
Dalam lingkungan non militer, konsep
strategi telah diterapkan pada situasi-situasi yang benar-benar tanpa musuh. Ia
berarti sebuah perencanaan, langkah, atau tindakan sadar menuju tercapainya
sebuah tujuan. Dibidang pendidikan kata strategi dapat diterapkan pada kegiatan
mengajar guru, misalnya dalam istilah strategi belajar ataupun pada kegiatan
belajar siswa, misalnya dalam istilah strategi belajar. Strategi belajar
dimaknai sebagai seni dan pengetahuan untuk memberdayakan berbagai komponen
didalam kegiatan belajar. Sebaliknya, strategi belajar secara umum dimaknai
sebagai seni dan pengetahuan untuk mengembangkan kegiatan belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa strategi dalam konteks pembelajaran
merupakan rencana atau pola tindakan yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam proses menyampaikan materi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi sosial atau alat
interaksi sosial. Sejalan dengan hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sosial,
belajar bahasa tidak lain belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi
sosial. Hal itu, mengandung implikasi bahwa kegiatan pembelajaran bahasa lebih
ditekankan pada penggunaan bahasa, bukan pada aturan-aturan bahasa.
Hakikat belajar dan pembelajaran
bahasa sejalan dengan arah pergeseran paradigma dalam pembelajaran bahasa yang
semakin memihak kepada keberadaan pembelajar. Sejak tahun 1970-an telah terjadi
pergeseran paradigma dalam pembelajaran bahasa. Kegiatan pembelajaran bahasa
yang pada awalnya berfokus pada guru dan kegiatan mengajarnya secara bertahap
bergeser fokus arah pembelajar (siswa dan mahasiswa) dan kegiatan belajarnya
(Wenden dan Rubin, 1987; Lessard-Clouston, 1997 dan Shmais, 2003). Pergeseran
paradigma pembelajaran bahasa didasarkan pada asumsi bahwa keberhasilan
pembelajaran bahasa tidak hanya bergantung pada kegiatan mengajar yang
dilakukan guru, melainkan juga bergantung pada strategi dan kegiatan belajar
yang ditempuh siswa. (Asrori, 2012:3).
Belajar dapat diartikan sebagai
“memperoleh atau mendapatkan pengetahuan tentang suatu subjek atau keterampilan
melalui studi, pengalaman, ataupun pengajaran”. Gagne dalam buku strategi
belajar bahasa Arab memandang belajar sebagai sesuatu yang dinamis (Asrori,
2012:12). Belajar didefinisikan sebagai proses kognitif yang mentransformasikan
stimulasi dari yang diperlukan dalam rangka memperoleh atau menguasai
keterampilan baru (Asrori, 2012:12).
Secara lebih rinci, Brown, dalam
buku Strategi Belajar Bahasa Arab Asrori, 2012:12) menjelaskan hakikat belajar
dengan mengemukakan berbagai penggalan kegiatan belajar sebagai berikut;
1. Belajar
adalah memperoleh (akuisisi) atau mendapatkan.
2.
Belajar adalah menyimpan (retensi) informasi atau keterampilan.
3. Belajar
berlangsung secara aktif, sadar terhadap fokus dan melakukan tindakan.
4.
Belajar secara relatif permanen.
5.
Belajar mencakup berbagai bentuk praktik.
6.
Belajar adalah perubahan perilaku.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
ditegaskan bahwa belajar pada hakikatnya adalah aktifitas mental. (Asrori,
2012:12).
(Stern dan
Brown dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab Asrori :23) menekankan bahwa Strategi Belajar Bahasa merupakan perilaku
takteramati pembelajar. Sedangkan Oxford dalam buku Strategi Belajar Bahasa
Arab memandang strategi belajar bahasa adalah aksi. Ia mendefinisikan bahwa
strategi belajar bahasa adalah tindakan spesifik yang ditempuh oleh pembelajar
agar kegiatan belajar bahasa lebih mudah, lebih cepat, lebih menyenangkan,
lebih terarah, dan lebih efektif. Definisi Oxford tersebut tidak membatasi
strategi belajar bahasa sebagai perilaku takteramati. Artinya, tindakan yang
ditempuh pembelajar tersebut mencakup tindakan fisik yang teramati dan tindakan
kognitif yang takteramati (Asrori, 2012:23).
Strategi belajar bahasa adalah
teknik dan aktifitas spesifik yang digunakan pembelajar untuk memfasilitasi
belajar dan merupakan atribut penting bagi pembelajar. Huda dalam buku Strategi
Belajar Bahasa Arab mengemukakan bahwa strategi belajar bahasa mencakup
perilaku, tindakan, cara, langkah, atau teknik tertentuyang ditempuh oleh
pembelajar untuk mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri dalam menggunakan
bahasa. (Asrori, 2012: 23).
Khanifatul (2012:15). dalam buku
pembelajaran inovatif berpendapat tentang pengertian strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam
mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Hakikat strategi
pembelajaran oleh (Mujiono (1992) dalam Iskandarwassid dan Sunendar (2008:8)
Diartikan sebagai berikut “
Kegiatan pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi
antara aspek aspek dan komponen pembentuk system intruksional, dimana untuk itu
pengajar menggunakan siasat tertentu. Karena system intruksional merupakan
suatu kegiatan, maka pemikiran dan pengupayaan pengkonsistensian aspek-aspek
komponennnya tidak hanya sebelum dilaksanakan, tetapi juga pada saat
dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu rancangan tidak selalu tepat pada saat
dilakukan. Dengan demikian, strategi pembelajaran memiliki dua dimensi
sekaligus. Pertama, strategi pembelajaran pada dimensi perancangan. Kedua,
strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan.”
Berdasarkan beberapa uraian di atas,
dapat dikatakan bahwa hakikat strategi belajar bahasa merupakan strategi yang
ditempuh pembelajar untuk meningkatkan efisiensi belajar bahasa, kemampuan
bahasa, kepercayaan diri, dan mencakup kegiatan mental, tindakan, perilaku, dan
berbagai teknik lainnya.
Menurut (Degeng (1989), dalam Wena (2009:9) secara lengkap ada tiga komponen yang perlu
diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi peyampaian, yaitu sebagai berikut:
1.
Media pembelajaran
Media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang
akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat atau pun bahan.
2.
Interaksi siswa dengan media
Interaksi siswa
dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu
kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam
merangsang kegiatan belajar.
3.
Bentuk (struktur) belajar mengajar
Bentuk belajar
mengajar adalah komponen startegi penyampaian pembelajan yang mengacu kepada
apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perserorangan,
ataukah belajar mandiri.
Kemudian
menurut Eggen dan Don (2012:87) komponen strategi pembelajaran adalah perilaku keyakinan dan
keterampilan guru yang diperlukan untuk memastikan semua siswa belajar sebanyak
mungkin. Strategi-strategi ini berasal dari sejarah penelitian panjang serta
sejajar dengan keterampilan keterampilan dasar, seperti kemampuan membaca,
menulis dan matematika yang mesti diiliki semua orang untuk dapat berfungsi
secara efektif.
Sedangkan
menurut Hamalik (2002:235) komponen strategi pembelajaran ada 3 macam yaitu
komponen masukan, komponen produk, dan komponen proses. Komponen masukan
yang berkenaan dengan sumber sumber manusia, sumber sumber teknis seperti fasilitas
perlengkapan, sumber sumber biaya, sistem informasi yang berkenaan dengan siswa
seperti hasil tes dan data personal, dan lain-lain. Komponen produk,
yang berkenaan dengan perumusan kembali tujuan pengajaran, kriteria keberhasilan,
dan sebagainya. Komponen proses, berkenaan dengan satuan pelajaran,
metode mengajar dan media pendidikan, cara bimbingan, prosedur penilaian, dan
sebagainya.
Pendapat
(Richards dan Rodgers (1986:28), dalam Tarigan (1991:5)) juga mengatakan
unsur-unsur pada strategi pembelajaran tercakup pada metode pembelajaran dimana
dalam metode pembelajaran terbagi menjadi tiga, yaitu 1) pendekatan 2)
rancang-bangun dan 3) prosedur. Pendekatan terdiri teori bahasa dan
teori pembelajaran bahasa. Rancang-bangun terdiri dari tujuan, silabus,
kegiatan, peranan pembelajar, peranan pengajar, peranan materi. Prosedur
terdiri dari teknik-teknik yang di observasi saat metode itu dipakai.
Selanjutnya,
Komponen strategi pembelajaran berdasarkan pendapat Dick dan Cerey (1978),
menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan
pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes,
dan (5) kegiatan lanjutan (muhammad-win-afgani.blogspot.com, diunduh pada tanggal 04 Maret 2016). Adapun penjelasan dari
komponen-komponen berikut adalah sebagai berikut:
1.
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran
secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagaian ini guru diharapkan
dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
2.
Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan
yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal pada bagian ini hanya
merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajran. Artinya, tanpa adanya
kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam
belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.
3.
Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik
merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL (Student Activ Learning),
yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila
peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
4.
Tes
Pelaksanaan tes
biasanya dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui
proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran. Pelaksanaan
tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik
5.
Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal
dengan istilah follow updari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan
seringkali tidak dilaksanakan oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali
setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan
bagus atau diatas rata-rata, (a) hanya menguasai sebagian atau cenderung di
rata-rata tingkat penguasaaan yang diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik
seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil
belajar yang bervariasi tersebut.
Jadi, Komponen
pembelajaran dalam strategi pembelajaran merupakan unsur-unsur yang terdapat
pada strategi pembelajaran. Dimana unsur-unsur tersebut perlu diperhatikan agar
strategi pembelajaran berjalan dengan baik. Adapun komponen strategi
pembelajaran Menurut Gulo dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa
(Iskandarwassid 2008:22-25)
1.
Tujuan Pengajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal dua macam tujuan pengajaran,
yaitu tujuan instruksional (instructional effect) dan tujuan iringan (nurturant
effect). Tujuan instruksional dinyatakan secara eksplisit dalam GBPP
(Garis-garis Besar Program Pengajaran), sedangkan tujuan iringan tidak terdapat
dalam GBPP, tetapi bergantung pada pengajar dalam merancang strategi
pembelajarannya. Tujuan iringan di peroleh peserta didik melalui penampilan
pengajar, situasi yang diciptakan pengajar dalam mengelola pelajaran, dan
penampilan pribadi pengajar.
Tujuan pengajaran merupakan faktor atau
acuan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran.
2.
Pengajar
Setiap pengajar dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan sebagai
pengajar yang profesional dalam bidangnya. Peran pengajar dalam kegiatan
pembelajaran bukan sekedar menjalankan proses pembelajaran secara teknis
mekanis menurut ketentuan-ketentuan yang ada. Wawasan kependidikan pengajar
pada hakikatnya menujuk pada cara seorang pengajar melihat dirinya dan
tugas-tugasnya yang bersumber pada pandangan hidup yang dimilikinya.
Adanya perbedaan dalam memilih strategi
pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang pengajar yang satu dengan
pengajar yang lain pada tahap program, disebabkan oleh adanya perbedaan
pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan
hidup, dan wawasan masing-masing.
3.
Peserta Didik
Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan pembelajaran yang tepat adalah
perserta didik. Hal ini disebabkan adanaya perbedaan latar belakang dari
masing-masing peserta didik, seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya
belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Makin tinggi kemajemukan
masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi ini dalam kelas.
4.
Materi Pelajaran
Komponen ini merupakan salah satu masukan yang harus
dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Materi pelajaran dapat
dibedakan materi formal dan materi non formal. Materi formal adalah isi
pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi di sekolah, sedangkan materi
informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah
yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar
pengajaran lebih relevan dan aktual.
5.
Metode Pengajaran
Adanya berbagai pengajaran perlu dipertimbangkan dalam strategi
pembelajaran. Ini perlu karena, pemakaian suatau metode akan mempengaruhi
bentuk strategi pembelajaran.
6.
Media Pengajaran
Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau
tidakanya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media
yang digunakan oleh pengajar. Media pengajaran yang tersedia akan berpengaruh
pada pemilihan strategi pembelajaran.
7.
Faktor Administrasi dan Finansial
Faktor-faktor yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi
pembelajaran adalah segi administrasi dan finansial, seperti jadwal pelajaran,
kondisi gedung, dan ruang belajar. pada intinya, sarana dan prasarana harus
menjadi faktor penunjang yang benar-benar berfungsi selama proses pembelajaran
berlangsung. Keberadaan variabel ini merupakan sebuah keharusan. Demikian pula
berkenaan dengan masalah pendanaan atau finansial. Kelancaran proses belajar
pun sering bergantung pada faktor ini.
Strategi
pembelajaran adalah tindakan pengajar melaksanakan rencana mengajar bahasa.
Artinya, usaha pengajar dalam menggunakan beberapa variabel bahasa, seperti
tujuan, bahan, meode dan alat, serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi para
peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komponen
strategi pembelajaran berkenaan dengan satuan pelajaran, metode mengajar dan
media pendidikan, cara bimbingan, prosedur penilaian, dan sebagainya. Komponen
produk, berkenaan dengan perumusan kembali tujuan pengajaran, kriteria
keberhasilan, dan sebagainya
Afgani,
Muhammad. 2009. Komponen Strategi Pembelajaran.muhammad-win-afgani.blogspot.com
(diunduh pada tanggal 02 Maret 2016)
Aqib, Zainal.
2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung:
Yrama Widia.
Aqib, Zainal.
2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung:
Yrama Widia.
Betara. 2013. Hakikat
Strategi Pembelajaran. www.betaraubd.com.
(diunduh pada tanggal 02 Maret 2016)
Eggen, paul dan
Don kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Semarang: Remaja Rosdakarya.
Khanifatul.
2013. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rohani, Ahmad
dan Abu ahmadi. 1990. Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Rineka cipta.
Rusman.
2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo.
Saptorini.
2011. Strategi Pembelajaran Kimia.
Semarang: UNNES PERS.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Strategi pengajaran dan
pembelajaran bahasa. Bandung: Angkasa
bandung.
Wena, Made.
2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Yulianto, Ahmad
dan Mohamad Syaifudin. 2012. Strategi pembelajaran bahasa asing.Semarang: Cipta prima nusantara.