Minggu, 11 September 2016

pengertian, hakikat, dan komponen strategi pembelajaran









PENGERTIAN, HAKIKAT, DAN KOMPONEN STRATEGI BELAJAR BAHASA

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu :
Zukhaira, S.S., M.Pd



Disusun oleh:
Khunifatul ‘Afiyah
:
2303414002
Dewi Kunti Malikhah
:
2303414010
Qonita Furoida
:
2303414014



Program Studi
:
Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan
:
Bahasa dan Sastra Asing


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2016


Segenap puji bagi Allah SWT Yang Maha Kuasa yang atas rahmat, petunjuk dan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang nberjudul “Pengertian, Hakikat, dan Komponen Strategi Belajar Bahasa ”.  Dalam penulisan makalah ini kami telah banyak menerima bantuan dari beberapa pihak sehingga dalam waktu yang relative singkat makalah ini dapat terwujud. Oleh karena itu, kami berkenan untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Kedua orang tua tercinta dan segenap keluarga yang telah banyak memberi dorongan moril maupun materil.
2.      Ustadzah Zukhaira, S.S., M.Pd. selaku pembimbing dan pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
3.      Teman-teman yang memberi semangat dan motivasi serta memberi inspirasi.
4.      Segenap dosen yang sudah mengajarkan moral-moral pendidikan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak belajar jauh dari sempurna dan kekurangannya di mata kalian. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun motivasi, nilai, moral, dan norma pendidikan. Dengan iringan doa semoga isi makalah ini dapat memberi manfaat yang berarti bagi pembaca yang budiman.

Semarang, 03 Maret 2016

Penulis

























Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.   perilaku mengajar dan perilaku belajar berkaitan dengan strategi belajar. strategi belajar bahasa sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran di kelas, guru mempunyai peranan yang sangat penting. Ia harus berusaha secara terus-menerus membantu peserta didik menggali dan menggali potensinya. Strategi harus dilakukan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Khanifatul, 2013: 15).
Tugas utama seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan itu terselenggara dengan efektif, seorang pengajar harus mengetahui hakikat kegiatan belajar, mengajar, dan strategi pembelajaran (Ahmadi, 1990:1).
Strategi merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan sebuah program kerja. Strategi pengajaran bahasa sebagai bagian dari proses pengajaran menyaratkan beragam langkah terencana dan sistematis. Tahapan tersebut melibatkan banyak variabel penentu seperti pengajar, peserta didik, sarana dan prasarana, serta variabel lainnya. (Sunendar, 2008:V) dalam buku strategi pembelajaran bahasa.
Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer. Ketika akan berperang, seluruh kekuatan dirancang dengan berbagai perencanaan yang matang untuk memenangkan sebuah peperangan. Dalam perkembangannya, strategi juga merambah dalam jagad pendidikan, lebih-lebih dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru perlu menentukan strategi pembelajarn sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dan harus memahami pengertian strategi pembelajaran, hakikat strategi pembelajaran, dan komponen-komponen strategi pembelajaran. Dalam makalah ini, akan dibahas tentang pengertian, hakikat, dan komponen strategi pembelajaran bahasa.


a.     Apakah pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab?
b.    Apakah hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa Arab?
c.    Apakah komponen-komponen Strategi Pembelajaran Bahasa Arab?


a.        Mengetahui pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
b.      Mengetahui hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
c.       Mengetahui komponen-komponen Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.













Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos. Adapun strategos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada zaman demokrasi Athena. Sedangkan menurut istilah strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
            Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pengajaran dengan strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran. Kata strategi dalam konteks ini berarti atau dimaksudkan untuk menunjuk pada karekteristik abstrak serangkaian tindakan guru peserta didik dalam events pengajaran. (Rohani dan Ahmadi, 1990:31)
            Tardif dalam buku Strategi Pembelajaran menegaskan bahwa strategi adalah “ sesuatu yang disengaja “ yang bertujuan meraih sasaran dengan cara efektif. Strategi juga mengacu pada hal yang jamak artinya: strategi adalah sekumpulan tindakan’’ (Yulianto, 2011: 4).
            Sanusi (1998:1) dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa mengatakan bahwa mengajar diartikan sebagai usaha menciptakan sistem lingkungan terdiri atas komponen pengajar, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, dan faktor administrasi serta biaya yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal. Mengajar pun dapat diartikan sebagai proses mendidik atau membelajarkan peserta didik yang diasumsikan mempunyai beberapa fungsi, antara lain membantu menumbuhkan dan mentransformasikan nilai-nilai positif sambil memberdayakan serta mengembangkan potensi-potensi  kepribadian peserta didik.
            Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan dimana ia hidup. Dalam hal ini, proses merupakan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan, terencana, gradual, bergilir, berkesinambungan dan terpadu, yang secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik terhadap proses pembelajaran (Sunendar, 2008:1).
            Menurut KBBI dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
            Morgan, dkk dalam buku Strategi Pembelajaran Kimia  Saptorini, 2011 :3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dari pengertian ini diketahui bahwa seseorang yang belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena latihan dan pengalaman yang dialami selama proses berlangsung dan perubahan yang terjadi bersifat relatif tetapa menetap dalam jangka waktu tertentu yang cukup lama.
            Gagne dalam buku Strategi Pembelajaran Kimia (Saptorini, 2011:3) dalam bukunya the condition of learning menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan seseorang yang dicapai melalui upaya yang dilakukan dan perubahan ini bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan dirinya secara alamiah. Jadi tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Seseorang anak yang dapat berjalan setelah mencapai usia tertentu bukan hasil belajar melainkan kematangan. Belajar itu merupakan suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yakni peningkatan disposisi dan kemampuan. Disposisi yang dimaksud adalah pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai atau aspirasi sedangkan kemampuan adalah wujud kinerja seseorang dalam lingkungannya.

            Kemudian, Sudjana  dalam buku Pengelolaan Pengajaran (1995: 33) mengatakan: bahwa strategi mengajar (Pengajaran) adalah “Taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (Pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien. Selanjutnya Nana Sudjana mengatakan: bahwa kita semua mengetahui bahkan sudah terbiasa melakukannya bahwa sebelum mengajar, membuat perencanaan mengajar (desain pengajaran) yang disusun secara tertulis dalam satuan pelajaran. Dengan demikian, satuan pelajaran (yang didesain guru) pada hakikatnya adalah rencana/disain, yakni proyeksi tentang apa yang harus dilakukan guru pada waktu mengajar. Prosedur atau langkah guru melaksanakan rencana tersebut (satuan pelajaran atau prospel) tidak lain adalah strategi mengajar itu sendiri.
            Maksudnya, dari pengertian strategi, belajar, dan mengajar dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi belajar mengajar adalah taktik atau teknik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam proses memahamkan tentang suatu materi agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan.
            Jadi, menurut (Sudjana, 1995: 33), strategi pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Dengan kata lain, ia memandang strategi mengajar sebagai realisasi desain pengajaran (Rolam dan Ahmadi, 1990:33).
            Stern dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab Teori dan Praktek (Asrori, 2011:22) memandang strategi belajar sebagai kecenderungan atau sifat-sifat umum dari pendekatan yang digunakan oleh pembelajar bahasa kedua. Sedangkan menurut (Zaini dan Bahri (2003:8) dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa  berpendapat bahwa strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang digariskan. Ada empat strategi dalam pembelajaran yaitu mengidentifikasi apa yang diharapkan, memilih sistem pendekatan, meilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran, menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan (Sunendar, 2008:8).
            Berdasarkan pendapat di atas, strategi pembelajaran bahasa adalah tindakan pengajar melaksanakan rencana mengajar bahasa. Artinya, usaha pengajar dalam menggunakan beberapa variabel bahasa, seperti tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Untuk memudahkan pemahaman antara strategi, pendekatan, metode, dan teknik maka inilah perbedaannya.
1.      Strategi adalah rencana tindakan tenaga pendidik yang digunakan dalam pembelajaran untuk mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.      Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkanaan dengan hakikat bahasa dan belajar mengajar bahasa.
3.      Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang dilakukan.
4.      Teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan pendekatan yang telah dipilih.

            Kata strategi berasal dari istilah Yunani kuno strategia yang berarti kepemimpinan atau seni berperang. Lebih spesifik lagi strategi melibatkan manajemen pasukan, kapal, atau pesawat yang optimal dalam sebuah perjuangan yang direncanakan ( Oxford dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab, 2012:5)
            (O’Malley dan Chamot, dalam  buku Strategi Pembelajaran Bahasa Sunendar :3) mengemukakan pula bahwa strategi adalah seperangkat alat yang berguna serta aktif, yang melibatkan individu secara langsung untuk mengembangkan bahasa kedua atau bahasa asing (Sunendar, 2008:3).
 (Sumac, dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab Asrori :22) kata strategi secara spesifik dikaitkan dengan bidang militer atau kenegaraan. Dijelaskan bahwa strategi dalam pengertian umum adalah seni dan pengetahuan untuk mengembangkan dan melaksanakan kekuatan politik, ekonomi, psikologi, militer suatu bangsa, pada masa damai dan perang untuk memberikan dukungan maksimum terhadap politik nasional lebih lanjut dikemukakan bahwa dalam pengertian militer, srtategi diartikan sebagai seni dan pengetahuan tentang pendayagunaan kekuatan suatu bangsa, untuk mengamankan suatu objek kebijakan nasional dengan menerapkan kekuatan (Asrori, 2012: 22).
            Sebuah kata yang berbeda tetapi berhubungan adalah tactics (taktik), yang berarti alat-alat untuk mencapai keberhasilan. Sumac dalam buku strategi belajar bahasa arab menguraikan arti kata taktik sebagai seni mempertahankan pasukan ke medan perang dalam posisi yang tepat. Banyak orang menggunakan kedua istilah itu secara bergantian.
            Dalam lingkungan non militer, konsep strategi telah diterapkan pada situasi-situasi yang benar-benar tanpa musuh. Ia berarti sebuah perencanaan, langkah, atau tindakan sadar menuju tercapainya sebuah tujuan. Dibidang pendidikan kata strategi dapat diterapkan pada kegiatan mengajar guru, misalnya dalam istilah strategi belajar ataupun pada kegiatan belajar siswa, misalnya dalam istilah strategi belajar. Strategi belajar dimaknai sebagai seni dan pengetahuan untuk memberdayakan berbagai komponen didalam kegiatan belajar. Sebaliknya, strategi belajar secara umum dimaknai sebagai seni dan pengetahuan untuk mengembangkan kegiatan belajar.
            Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa strategi dalam konteks pembelajaran merupakan rencana atau pola tindakan yang digunakan oleh  tenaga pendidik  dalam proses menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi sosial atau alat interaksi sosial. Sejalan dengan hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sosial, belajar bahasa tidak lain belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi sosial. Hal itu, mengandung implikasi bahwa kegiatan pembelajaran bahasa lebih ditekankan pada penggunaan bahasa, bukan pada aturan-aturan bahasa.
            Hakikat belajar dan pembelajaran bahasa sejalan dengan arah pergeseran paradigma dalam pembelajaran bahasa yang semakin memihak kepada keberadaan pembelajar. Sejak tahun 1970-an telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran bahasa. Kegiatan pembelajaran bahasa yang pada awalnya berfokus pada guru dan kegiatan mengajarnya secara bertahap bergeser fokus arah pembelajar (siswa dan mahasiswa) dan kegiatan belajarnya (Wenden dan Rubin, 1987; Lessard-Clouston, 1997 dan Shmais, 2003). Pergeseran paradigma pembelajaran bahasa didasarkan pada asumsi bahwa keberhasilan pembelajaran bahasa tidak hanya bergantung pada kegiatan mengajar yang dilakukan guru, melainkan juga bergantung pada strategi dan kegiatan belajar yang ditempuh siswa. (Asrori, 2012:3).
            Belajar dapat diartikan sebagai “memperoleh atau mendapatkan pengetahuan tentang suatu subjek atau keterampilan melalui studi, pengalaman, ataupun pengajaran”. Gagne dalam buku strategi belajar bahasa Arab memandang belajar sebagai sesuatu yang dinamis (Asrori, 2012:12). Belajar didefinisikan sebagai proses kognitif yang mentransformasikan stimulasi dari yang diperlukan dalam rangka memperoleh atau menguasai keterampilan baru (Asrori, 2012:12).
            Secara lebih rinci, Brown, dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab Asrori, 2012:12) menjelaskan hakikat belajar dengan mengemukakan berbagai penggalan kegiatan belajar sebagai berikut;
1. Belajar adalah memperoleh (akuisisi) atau mendapatkan.
2. Belajar adalah menyimpan (retensi) informasi atau keterampilan.
3. Belajar berlangsung secara aktif, sadar terhadap fokus dan melakukan tindakan.
4. Belajar secara relatif permanen.
5. Belajar mencakup berbagai bentuk praktik.
6. Belajar adalah perubahan perilaku.
            Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa belajar pada hakikatnya adalah aktifitas mental. (Asrori, 2012:12).
            (Stern dan Brown dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab Asrori :23) menekankan bahwa Strategi Belajar Bahasa merupakan perilaku takteramati pembelajar. Sedangkan Oxford dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab memandang strategi belajar bahasa adalah aksi. Ia mendefinisikan bahwa strategi belajar bahasa adalah tindakan spesifik yang ditempuh oleh pembelajar agar kegiatan belajar bahasa lebih mudah, lebih cepat, lebih menyenangkan, lebih terarah, dan lebih efektif. Definisi Oxford tersebut tidak membatasi strategi belajar bahasa sebagai perilaku takteramati. Artinya, tindakan yang ditempuh pembelajar tersebut mencakup tindakan fisik yang teramati dan tindakan kognitif yang takteramati (Asrori, 2012:23).
            Strategi belajar bahasa adalah teknik dan aktifitas spesifik yang digunakan pembelajar untuk memfasilitasi belajar dan merupakan atribut penting bagi pembelajar. Huda dalam buku Strategi Belajar Bahasa Arab mengemukakan bahwa strategi belajar bahasa mencakup perilaku, tindakan, cara, langkah, atau teknik tertentuyang ditempuh oleh pembelajar untuk mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa. (Asrori, 2012: 23).
            Khanifatul (2012:15). dalam buku pembelajaran inovatif berpendapat tentang pengertian strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
                        Hakikat strategi pembelajaran oleh (Mujiono (1992) dalam Iskandarwassid dan Sunendar (2008:8) Diartikan sebagai berikut              “ Kegiatan pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek aspek dan komponen pembentuk system intruksional, dimana untuk itu pengajar menggunakan siasat tertentu. Karena system intruksional merupakan suatu kegiatan, maka pemikiran dan pengupayaan pengkonsistensian aspek-aspek komponennnya tidak hanya sebelum dilaksanakan, tetapi juga pada saat dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu  rancangan tidak selalu tepat pada saat dilakukan. Dengan demikian, strategi pembelajaran memiliki dua dimensi sekaligus. Pertama, strategi pembelajaran pada dimensi perancangan. Kedua, strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan.”
            Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat dikatakan bahwa hakikat strategi belajar bahasa merupakan strategi yang ditempuh pembelajar untuk meningkatkan efisiensi belajar bahasa, kemampuan bahasa, kepercayaan diri, dan mencakup kegiatan mental, tindakan, perilaku, dan berbagai teknik lainnya.
           

Menurut (Degeng (1989), dalam Wena (2009:9)  secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi peyampaian, yaitu sebagai berikut:
1.    Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat atau pun bahan.
2.    Interaksi siswa dengan media
Interaksi siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar.
3.    Bentuk (struktur) belajar mengajar
Bentuk belajar mengajar adalah komponen startegi penyampaian pembelajan yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perserorangan, ataukah belajar mandiri.
Kemudian menurut Eggen dan Don (2012:87) komponen strategi  pembelajaran adalah perilaku keyakinan dan keterampilan guru yang diperlukan untuk memastikan semua siswa belajar sebanyak mungkin. Strategi-strategi ini berasal dari sejarah penelitian panjang serta sejajar dengan keterampilan keterampilan dasar, seperti kemampuan membaca, menulis dan matematika yang mesti diiliki semua orang untuk dapat berfungsi secara efektif.
Sedangkan menurut Hamalik (2002:235) komponen strategi pembelajaran ada 3 macam yaitu komponen masukan, komponen produk, dan komponen proses. Komponen masukan yang berkenaan dengan sumber sumber manusia, sumber sumber teknis seperti fasilitas perlengkapan, sumber sumber biaya, sistem informasi yang berkenaan dengan siswa seperti hasil tes dan data personal, dan lain-lain. Komponen produk, yang berkenaan dengan perumusan kembali tujuan pengajaran, kriteria keberhasilan, dan sebagainya. Komponen proses, berkenaan dengan satuan pelajaran, metode mengajar dan media pendidikan, cara bimbingan, prosedur penilaian, dan sebagainya.
Pendapat (Richards dan Rodgers (1986:28), dalam Tarigan (1991:5)) juga mengatakan unsur-unsur pada strategi pembelajaran tercakup pada metode pembelajaran dimana dalam metode pembelajaran terbagi menjadi tiga, yaitu 1) pendekatan 2) rancang-bangun dan 3) prosedur. Pendekatan terdiri teori bahasa dan teori pembelajaran bahasa. Rancang-bangun terdiri dari tujuan, silabus, kegiatan, peranan pembelajar, peranan pengajar, peranan materi. Prosedur terdiri dari teknik-teknik yang di observasi saat metode itu dipakai.
Selanjutnya, Komponen strategi pembelajaran berdasarkan pendapat Dick dan Cerey (1978), menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan (muhammad-win-afgani.blogspot.com, diunduh pada tanggal 04 Maret 2016). Adapun penjelasan dari komponen-komponen berikut adalah sebagai berikut:
1.    Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagaian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2.    Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal pada bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.
3.    Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan  dari SAL (Student Activ Learning), yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
4.    Tes
        Pelaksanaan tes biasanya dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran. Pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik
5.    Kegiatan Lanjutan
        Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow updari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau diatas rata-rata, (a) hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaaan yang diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Jadi, Komponen pembelajaran dalam strategi pembelajaran merupakan unsur-unsur yang terdapat pada strategi pembelajaran. Dimana unsur-unsur tersebut perlu diperhatikan agar strategi pembelajaran berjalan dengan baik. Adapun komponen strategi pembelajaran Menurut Gulo dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa (Iskandarwassid 2008:22-25)


1.      Tujuan Pengajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal dua macam tujuan pengajaran, yaitu tujuan instruksional (instructional effect) dan tujuan iringan (nurturant effect). Tujuan instruksional dinyatakan secara eksplisit dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran), sedangkan tujuan iringan tidak terdapat dalam GBPP, tetapi bergantung pada pengajar dalam merancang strategi pembelajarannya. Tujuan iringan di peroleh peserta didik melalui penampilan pengajar, situasi yang diciptakan pengajar dalam mengelola pelajaran, dan penampilan pribadi pengajar.
      Tujuan pengajaran merupakan faktor atau acuan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran.
2.      Pengajar
Setiap pengajar dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan sebagai pengajar yang profesional dalam bidangnya. Peran pengajar dalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar menjalankan proses pembelajaran secara teknis mekanis menurut ketentuan-ketentuan yang ada. Wawasan kependidikan pengajar pada hakikatnya menujuk pada cara seorang pengajar melihat dirinya dan tugas-tugasnya yang bersumber pada pandangan hidup yang dimilikinya.
      Adanya perbedaan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang pengajar yang satu dengan pengajar yang lain pada tahap program, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, dan wawasan masing-masing.
3.      Peserta Didik
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan pembelajaran yang tepat adalah perserta didik. Hal ini disebabkan adanaya perbedaan latar belakang dari masing-masing peserta didik, seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi ini dalam kelas.
4.      Materi Pelajaran
Komponen ini merupakan salah satu masukan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan materi formal dan materi non formal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi di sekolah, sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual.
5.      Metode Pengajaran
Adanya berbagai pengajaran perlu dipertimbangkan dalam strategi pembelajaran. Ini perlu karena, pemakaian suatau metode akan mempengaruhi bentuk strategi pembelajaran.
6.      Media Pengajaran
Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidakanya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh pengajar. Media pengajaran yang tersedia akan berpengaruh pada pemilihan strategi pembelajaran.
7.      Faktor Administrasi dan Finansial
Faktor-faktor yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah segi administrasi dan finansial, seperti jadwal pelajaran, kondisi gedung, dan ruang belajar. pada intinya, sarana dan prasarana harus menjadi faktor penunjang yang benar-benar berfungsi selama proses pembelajaran berlangsung. Keberadaan variabel ini merupakan sebuah keharusan. Demikian pula berkenaan dengan masalah pendanaan atau finansial. Kelancaran proses belajar pun sering bergantung pada faktor ini.


           









Strategi pembelajaran adalah tindakan pengajar melaksanakan rencana mengajar bahasa. Artinya, usaha pengajar dalam menggunakan beberapa variabel bahasa, seperti tujuan, bahan, meode dan alat, serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komponen strategi pembelajaran berkenaan dengan satuan pelajaran, metode mengajar dan media pendidikan, cara bimbingan, prosedur penilaian, dan sebagainya. Komponen produk, berkenaan dengan perumusan kembali tujuan pengajaran, kriteria keberhasilan, dan sebagainya




















Afgani, Muhammad. 2009. Komponen Strategi Pembelajaran.muhammad-win-afgani.blogspot.com (diunduh pada tanggal 02 Maret 2016)
Aqib, Zainal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widia.
Aqib, Zainal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widia.
Betara. 2013. Hakikat Strategi Pembelajaran. www.betaraubd.com. (diunduh pada tanggal 02 Maret 2016)
Eggen, paul dan Don kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Semarang: Remaja Rosdakarya.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rohani, Ahmad dan Abu ahmadi. 1990. Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Rineka cipta.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo.
Saptorini. 2011.  Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang: UNNES PERS.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Strategi pengajaran dan pembelajaran bahasa. Bandung: Angkasa bandung.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Yulianto, Ahmad dan Mohamad Syaifudin. 2012. Strategi pembelajaran bahasa asing.Semarang: Cipta prima nusantara.