Senin, 30 November 2015

harianku saat ini di lingkunganku

telah lama tak ku tuliskan goresan pena dalam blogku. mungkin karena aku terlalu asik dengan dunia kampusku? "ahh tidak juga sih.. karena apa yaa?" apa karena hal lain yang kamu pikirkan? entahlah. namun yang jelas saat akhir ini aku telah mengalami hal yang tak membuatku nyaman dalam lingkunganku. karena mungkin aku butuh hal lain yang harus kalian ngerti dimana posisiku saat ini. aku tahu aku bukan orang pintar bukan pula orang yang punya dalam segala hal. aku banyak kekurangan. hay sobat, aku pengin curhat nih.. aku kangen sama yang di rumah. beberapa hari yang lalu aku bermimpi tentang aku dan babakku. ceritanya seperti ini aku tertawa ria dengan kebersaan dalam keluarga, setelah beberapa saat, bapakku bilang siapa yang bisa mati karena api itu maka akan hidup dengan bahagia di akhirat nanti. setelah itu, aku takut dengan tawaran bapakku. lalu jelas ku tolak lah.. namun bapakku tetap akan mencobanya, dia melompat ke api, namun tak muncul kembali. aku menangis tersedu, aku takut kemana sang matahariku pergi. namun belum jelas kemana bapak pergi, tiba-tiba aku terbangun dan tersadar dari tidurku. langsung ku menatap langit-langit kamar dan tak bisa ku lanjutkan tidurku dengan pulas. sampai saat ini ku bertenya-tanya apakah arti dari mimpiku itu?"namun saat ini ku tersadar, mungkin karena ku jarang bersyukur jarang ku bersujud menghadap_Mu ya Illahi robbi :( sedangkan aku hanyalah manusia lemah, apa yang memebuatku malas seperti ini. mohon ku ingatkan aku dan sadarkan aku untuk kembali ke jalan lurus_Mu ya ALLAh ....aku sangat berdosa besar aku sangat hina bila tahu apa yang saat ini ku lakukan :( aku bodoh aku tak sadar, TOLONG SADARKAN AKU YA ALLAH TINGKATKAN KEDEKATANKU DENGANMU YA ALLAHTUNJUKKAN JALANKU YA ALLAHKU INGIN BAHAGIA BERSAMA KELUARGA AKU INGIN MELIHAT MEREKA TERSENYUM BERSAMA KARENA ANAK-ANAKNYA :)

Label: ,

Selasa, 10 November 2015

perkenalan menggunakan bahasa arab

السَّلَامُ عَلَيْكُم 
وَعَلَيْكُمُ السَّلَام
مَا اِسْمُكِ؟
siapa namamu? (untuk perempuan)
اِسمِيْ فَاطِمَةُ. وَ مَااِسْمُكَ؟
nama saya fatimah. dan siapa namamu?
اِسْمِيْ رَحْمَانُ
nama saya Rokhman

Label: ,

Senin, 09 November 2015

hariku bersama bayanganmu

HARI INI 

ketika cinta tak kau dengar
ketika cinta tak kau baca
tak pulapun kau tulis 
maka kan tak pernah bisa kau katakan
hanya akan menjadi ukiran belaka 
hanya rasa terpendam
ukiran takkan mampu mewarnai dirinya 
tanpa tangan untuk menuntunnya
rasa terpendam takkan mampu mengeluarkan
tanpa umpan dan pertolongan perhatian dan kejelasan
aku paham aku hanyalah lidi yang tak sempurna tanpa yang lain
aku hanyalah pohon terendah dari yang paling rendah
bukan sebatang pohon yang bisa meneduhkan 
mungkinkah engkau telah memilih peneduh
mungkinkah aku?
mungkinkah dia?
atau mungkinkah yang lain?
entahlah....
satu yang ku harapkan 
menjaga perasaan orang yang menyayangimu itu perlu meski engkau tak menyaynginya 

Label: ,

Selasa, 03 November 2015

makalah media berbasis visual

Description: G:\Logo Transparan Warna.png
Media Berbasis Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Makalah Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Dosen Pengampu : Ustadzah Zukhaira dan  Ustadz Jamat Jamil

Disusun oleh :
Ulin Nihayah               :            ( 2303414021 )
Dewi Kunti Malikhah :            ( 2303414010 )
Riza Ulil Akhsan         :            ( 2303414047 )



Program studi     : Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan                : Bahasa Dan Sastra Asing
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015



Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Media Visual dalam Pembelajaran Bahasa Arab ”. Dalam penulisan makalah ini penulis telah banyak  menerima bantuan dari beberapa pihak sehingga dalam waktu yang relative singkat makalah yang sederhana ini dapat terwujud. Oleh karena itu pernulis berkenan untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Kedua orang tua tercinta dan segenap keluarga yang telah banyak memberi dorongan moril maupun materil.
2.      Ustadzah Zukhaira dan Ustad Jamat Jamil selaku Dosen  pengampu mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Arab.
3.      Teman- teman yang memberi semangat dan motivasi serta memberi inspirasi.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini  masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan doa semoga makalah ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan.


Semarang, 05 September  2015

Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah................................................................................................. 1
Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
Pengertian Media Berbasis Visual.................................................................................. 3
Prinsip-Prinsip Media Berbasis Visual............................................................................ 3
Unsur- Unsur Media Berbasis Visual............................................................................. 5
Macam-Macam Media Berbasis Visual.......................................................................... 6
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 15
Simpulan......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA








BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari lamnbang-lambang verbal dan visual, agar memperoleh makna yang terkandung didalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna,disimak oleh para siswa sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu proses pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa dapat memahami makna yang dipesankan oleh guru sebagai lingkungan belajarnya.
Hampir semua orang menggunakan penglihatan sebagai sumber utama untuk memperoleh informasi. Kita memakai mata kita untuk memperoleh informasi, isyarat, tanda, atau hal yang menarik perhatian kita. Kenyataaan ini mempunyai arti penting untuk keperluan belajar mengajar. Kemampuaan penglihatan ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan strategi latihan dan dalam mengembangkan bahan pelajaran.
 (Miarso,1994 :47)
Pesan visual yang paling sederhana,praktis, mudah dibuat dan banyak diminati siswa pada jenjang pendidikan dasar adalah gambar. Hasil studi juga menunjukkan siswa pada pendidilkan dasar lebih menyukai  gambar yang berwarna. Atas dasr studi tersebut penggunaan media dalam pengajaran mempunyai kontibusi tinggi terhadap kualitas pengajaran. Sedangkan kualitas pengajaran akan mempengaruhi kualitas belajar yang dicapai siswa. (Sudjana, 2009 : 8-11). Sehingga penggunaan media pembelajaran dirasa sangat penting  dalam proses belajar mengajar karena media dapat menarik minat peseta didik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas,selain itu media juga dapat menumbuhkan keaktifan peseta didik selama proses pembelajaran seperti memberi tanggapan dan umpan sahingga dapat memotivasi peseta didik untuk belajar dan dapat mempercepat pemahaman peserta didik
 Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat menarik untuk kita bahas lebih lanjut sehingga dalam makalah ini kami akan  membahas tentang salah satu media pembelajaran yaitu  media visual. Media visual merupakan media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Media visual ini lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar panca indera kita khususnya indera penglihatan. Manfaat yang kita dapat dalam penggunaan media ini adalah pemakaiannya yang efektif dan efisien, praktis, dan lebih cepat dipahami oleh peserta didik.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permaslahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian Media Berbasis Visual?
2.      Apa saja prinsip-prinsip Media Berbasis Visual?
3.      Apa saja Unsur- Unsur Media Berbasis Visual?
4.      Apa saja Macam-Macam Media Berbasis Visual?
5.      Apa sajakah Media Visual yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.    Mendeskripsikan dan memahami pengertian Media Berbasis Visual.
2.    Mendeskripsikan dan memahami prinsip-prinsip Media Berbasis Visual.
3.    Mendeskripsikan dan memahami Unsur- Unsur Media Berbasis Visual.
4.    Mendeskripsikan dan memahami Macam-Macam Media Berbasis Visual.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Media Berbasis Visual
Media Visual merupakan media yang paling familiar dan paling sering dipakai oleh seorang guru dalam pembelajaran. Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media jenis ini berkaitan dengan indea penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Media visual pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Media visual bisa berupa (a) gambar representative seperti gambar, lukisan atau foto yang yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi; (c) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar.
(Musfiqon, 2012 :70-71)
المينات البصرية ما يتوجه الى حاسة البصر تنقسم الوسائل المعينات البصرية عادة الى قسمين هما ما يعرض يجهاز الارض   ( على الشاشة) وما يحتاج جالى جهاز الارضز
تشمل المعينات التي تعرض يجهاز الارض :
-الأفلام الثابتة
-الشرائح
-شفافيات العارض فوق الرأس
أما الّتي لاتعرض باالجهاز فتشمل :
الأشياء الطبيعية و الحادث الحقيقية مثل القلم, و النظارة و يجلس
الأشياء و الحوادث الصناعية مثل الصور الفوتوغرافية و غير الفوتوغرافية
اللوحات مثل لوحة الجيوب و لوحة النطق و غيرها
( الدكتور اندوس امام اسرارى,1995: 6-7)
(Asrari, 1995:6-7)
           Media Visual adalah media yang berkaitan dengan indera penglihatan. Media visual biasanya dibagi menjadi dua, yaitu di layar (yang dapat diproyeksikan) dan non proyeksi. Jadi, Media Visual adalah semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang bisa dinikmati lewat panca indera.

2.      Prinsip-Prinsip Media Berbasis Visual
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan media berbasis visual, yaitu:
1.      Usahakan visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang sangat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
2.      Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
3.      Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa dalam mengorganisasikan informasi.
4.      Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hati-hati.
5.      Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualisasikan itu secara berdampingan.
6.      Hindari visual yang tidak berimbang.
7.      Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
8.      Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dipahami.
9.      Visual, khususnya diagram, amat  membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
10.  Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif, apabila (1) jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (2) jumlah aksi terpisah yang penting pesan-pesannya yang harus ditafsrikan dengan benar sebaiknya terbatas, (3) semua objek dan aksi dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.
11.  Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
12.  Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (a) menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, misalnya tanah, kumpulan orang banyak, dan lain-lain. (b) member nama orang, tempat, atau objek, (3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, (4) menyatakan  apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakan.
13.  Warna harus digunakan secara realistik.
14.  Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.
 (Musfiqon, 2012 :70-72).
Jadi, prinsip media visual adalah gunakanlah media visual yang sederhana tetapi tepat, jelas sesuai.

3.      Unsur- Unsur Media Berbasis Visual
Berikut ini unsur-unsur media berbasis visual:
a.       Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual  itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami, demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara 15 sampai dengan 20 kata). Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan ataupun serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat, dan mudah dimengerti.
Contoh : jika menggunakan metode persentasi dengan slide, gunakanlah jenis huruf yang tidak terlalu berlebihan, sajikan kata kuncinya saja di dalam slidenya.

b.      Keterpaduan
Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat dibantu pembantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.

c.       Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang sederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsure terpenting.
Contoh : pada saat belajar tentang “tempat sekitar” walaupun tempat sekitar itu banyak macamnya, misalnya masjid, taman, kampus, rumah sakit, warung, bank, toko, pasar, dan sebagainya. Tetapi pada intinya semua itu termasuk “tempat sekitar”.
d.      Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan presepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu, keseimbaanga formal cenderung tampak statis. Sebaliknya, keseimbangan informal-tidak keseluruhannya simetris-memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.
Pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dari perancang visual.
          
e.       Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebaagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.

f.       Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.

g.      Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekana suatu unsur seperti halnya warna.
Contoh : pada materi inti atau pokok bisa diberi tekstur yang tebal atau dibuat berbeda dengan yang lain.

h.      Warna
Warna merupakan unsure visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan.
Disamping itu, warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu (1) pemilihan warna khusus (merah, biru, kuning, dan sebagainya), (2) nilai warna (tingkat unsure llain dalam visual tersebut), dan (3) intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang dinginkan. (Arsyad, 2007 : 107-113).

Sedangkan menurut buku yang lain disebutkan untuk tujuan memberi kan informasi dan atau pengajaran, perancangan visual mencakup unsur-unsur berikut  :
1.      Pengaturan
Pertama-tama,  Anda harus tentukan unsur-unsur apa saja yang disertakan dalam visual anda. Kemudian Anda siap mempertimbangkan “tampilan” keseluruhannya. Gagasannya adalah menentukan sebuah pola dasar untuk menentukan bagaimana mata sang pemirsa akan mengikuti disepanjang tampilan Anda itu.
2.       Keseimbangan
Sebuah perasaan kesamarataan psikologis, atau keseimbangan, dicapai ketika “berat” unsur-unsur dalam sebuah tampilan secara merata tersebar pada tiap sisi sebuah sumbu, entah secara horizontal atau vertikal atau keduanya. Ketika desain tersebut berulang pada kedua sisi, keseimbangannya menjadi simetris, atau formal.
Disebagian kasus, bagaimanapun untuk visual yang akan memikat mata dan menjalankan tujuan informasional, Anda sebaiknya menetapkan tujuan untuk mencapai keseimbangan yang simetris atau informal. Dengan keseimbangan yang simetris terdapat kesamaan berat yang tidak merata, tetapi dengan unsur-unsur yang berbeda di tiap sisinya (misalnya, satu persegi terbuka yang terbuka yang besar disatu sisi, tiga lingkaran gelap yang kecil disisi satunya lagi). Keseimbangan informal lebih disukai karena lebih dinamis dan menarik daripada keseimbanga formal. Secara umum, usahakan menghindari ketidakseimbangan menggunakan sebaran berat yang jelas-jelas tidak merata karena cenderung membuat pemirsa tidak nyaman.
3.      Warna
Ketika memilih sebuah skema warna untuk sebuah visual, perhatikan keharmonisan warna. Roda warna bermanfaat dalam membantu kita memahami hubungan diantara warna-warna spektrum yang tampak. Dua warna apapun yang terletak langsung berhadapan pada roda warna disebut warna pelengkap sebagai misal, merah dan hijau atau kuning dan violet. Warna-warna pelengkap sering kali sangat cocok satu sama lain sebagai sebuah skema warna secara keseluruhan. Tetapi, usahakan untuk tidak langsung mendekatkan dua warna pelengkap (misalnya, menempatkan huruf berwarna hijau dengan latar belakang berwarna merah). Ada dua alasan untuk hal tersebut. Pertama, jika warna-warna tersebut memiliki nilai-nilai yang sama, atau kegelapan yang sama, huruf tersebut tidak akan memiliki kontras sosok latar yang baik. Yang kedua, ketika warna-warna pelengkap yang jenuh (terlalu tua) diletakkan langsung berdekatan satu sama lain mata tidak bisa fokus pada keduanya pada waktu bersamaan, sehingga Anda mendapatkan efek yang tidak menyenangkan.
4.      Kemudahan dibaca
Sebuah visual tidak bisa dipahami kecuali kalau seluruh pemirsa bisa melihat kata-kata dan gambar. Sangat mengejutkan mendapati aturan ini sering kali dilanggar. Ingat lagi berapa banyak Anda mendengar seorang presenter menyatakan “Anda mungkin tidak akan bisa melihat apa yang ada di sisn, biar saya jelaskan atau bacakan untuk Anda”. Agar hal ini tidak terjadi, pastikan visual Anda cukup besar agar terlihat oleh seluruh hadirin Anda. Ini berlaku bgi materi cetakan, visual terproyeksi, dan tampilan.
Untuk memeriksa sebuah visual, letakanlah di atas sebuah kuda-kuda atau proyeksikan pada sebuah layar. Kemudian ambil posisi di pemirsa terjauh Anda biasanya dibagian belakang kelas dan lihat apakah bisa terbaca. Jika tidak jangan dahulu gunakan sebelum Anda memperbaikinya.
Kemudian untuk dibaca bisa diperbaiki dengan meningkatkan ukuran, jenis ukuran huruf, dan kontras di antara benda-benda dalam sebuah visual. Seperti kontras yang telah kita bahas terkait dengan warna, kontras juga berlaku untuk fisik secara visual secara keseluruhan. Pastikan benda-benda dalam visual Anda tidak mengabur bersamaan. Tujuan dari perancangan visual yang baik adalah menghilangkan halangan sebanyak mungkin yang menghambat penafsiran atas pesan Anda. 
5.      Menarik
Visual Anda tidak bisa menampilkan sebuah efek kecuali kalau visual itu menarik dan mempertahankan perhatian para pemirsanya. Terdapat beberapa teknik untuk menghasilkan daya tarik : gaya, kejutan, tekstur, dan interaksi.
(Smaldino, 2014: 78)

4.      Macam-Macam Media Berbasis Visual

                        I.     Media visual yang tidak diproyeksikan

Media visual non proyeksi adalah media yang penggunaannya tidak memerlukan bantuan alat proyektor. Media ini sudah bisa digunakan secara mandiri tanpa memerlukan bantuan alat atau sarana lain. Media nonproyeksi ini juga termasuk media yang paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Media pembelajaran jenis nonproyeksi ini antara lain:
a.      Wallsheets
Media ini termasuk media visual nonproyeksi. Sebab penggunaan dan tampilan media ini tanpa menggunakan alat bantu proyektor. Media berupa wallsheets ini bisa berupa peta, chart, diagram, poster. Peta biasanya digunakan guru dalam pembelajaran dengan cara ditempel didinding kelas atau laboratorium. Sehingga peserta didik bisa mengakses pesan secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat lain.
(Musfiqon,2012 :111)
Contoh : misalnya dengan mind maping
                        Organization Chart


b.      Buku cetak
Buku cetak merupakan media visual nonproyeksi. Dengan menggunakan buku anak didik bisa melihat dan mengakses pesan materi pembelajaran secara langsung tanpa bantuan alat lain yang bersifat proyektif.
Buku cetak juga sering disebut dengan modul. Media ini berupa suatu perangkat yang terdiri atas tujuh komponen, yakni:
1.      Lembaran petunjuk untuk guru
2.      Lembaran petunjuk untuk siswa
3.      Lembaran kegiatan
4.      Lembaran kerja
5.      Lembaran kunci kerja
6.      Lembaran tes
7.      Lembaran kunci tes
 Untuk mempelajari sebuah modul, seorang siswa pertama-tama harus membaca terlebih dahulu lembaran petunjuk untuk siswa,kemudian mengerjakan atau membaca lembaran kegiatan. Setelah selesai membaca lembaran kegiatan dan memahami materi yang dikomunikasikan lewat bahan tertulis itu, siswa boleh melangkah ke lembaran kerja. Lembaran kerja ini prinsipnya merupakan latihan-latihan yang harus dikerjakan. Setelah latihan-latihan dalam lembaran kerja  itu selesai dikerjakan oleh siwa, langkah selanjutnya yaitu mencocokkan nya dengan kunci kerja. Kunci kerja ini ada ditangan guru.
Peranan guru dalam sistem  modul ini bukan lagi sebagai penyampai materi, sebab materi sudah dikomunikasikan lewat bahan tertulis dalam lembaran kegiatan. Dalam hal ini guru lebih menonjol sebagai fasilitator dan sebagai motivator. (Soeparno, 1985:25-26)
  Contoh : LKS
c.       Papan tulis
Papan tulis merupakan media yang paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Papan tulis ini juga termasuk media visual nonproyeksi. Media ini bisa digunakan dan menampilkan pesan tanpa harus dibantu alat proyektor. Sehingga anak didik dan guru bisa memahami materi pelajaran secara langsung tanpa menggantungkan diri pada alat bantu lain.
Sebenarnya masih banyak lagi jenis media visual nonproyeksi yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran. Tetapi yang terpenting adalah aspek ketersediaan, media ini mudah dioperasionalkan dan sebagian guru memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.
Contoh : misalnya seorang guru menulis kosakata di papan tulis, kemudia siswa membaca atau menulisnya di buku masing-masing.
 
d.      Gambar/foto
Gambar/foto adalah media visual yang penting dan mudah didapat. Penting sebab dapat memberi penggambaran visual  yang kongkrit tentang masalah yang digambarkannya. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang dapat diungkapkan dengan kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan.
(Suleiman, 1985 :27)
               Contoh :
      
Kelebihan media gambar/foto:
1.      Sifatnya konkret, gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2.      Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda dan objek dapat dibawa ke dalam kelas,dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar/foto dapat mengatasi hal tersebut. Misal saat memperkenalkan sungai nil dalam pembelajaran sejarah sastra arab dapat disajikan lewat gambar agar peserta didik dapat lebih mengerti. Begitu pula peristiwa-peristiwa yang terjadi ndi masa lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat seperti apa adanya,maka gambar/foto amat bermanfaat dlam hal ini.
3.      Media gambar/foto dapat memperjelas suatu masalah,dalam bidang apa saja,dan untuk tingkat usia berapa saja,sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
4.      Foto harganya murah dan mudah didapat serta digunakan,tanpa memerlukan peralatan khusus.
Kelemahan gambar/foto:
1.      Gambar/foto hanya menekankan presepsi indera mata
2.      Gambar/foto yang terlalu kompleks kurang efektif dalam kegiatan pembelajaran.
3.      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
(.Sadiman, 2008: 29)

e.       Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi dan kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Kartun biasanysa hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana.
(Sadiman , 2008: 45)
Media visual kartun dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa arab karena ini memungkinkan untuk membuat  peserta didik tertarik belajar bahasa arab lewat suatu cerita dalam komik. Bahkan dengan media komik pemahaman peseta didik akan lebih intensif daripada dengan belajar dengan suatu modul.
Contoh :
f.       Papan flanel/flannel board
 Papan flanel/flannel board adalah media grafis/beentuk media visual yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat digunakan berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas permulaan sekolah dasar/taman kanak-kanak,papan flanel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka. Karena penyajiannya seketika, selain menarik perhatian siswa penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien.
 (Sadiman, 2008 : 49)
Contoh : mempelajari tentang hewan-hewan di laut. Guru membuat bermacam-macam binatang yang hidup di laut.



g.      Bagan
Bagan adalah kombinasidari berbagai media grafis dan media gambar yan dirancang untuk memvisualisasikan hubungan antara fakta-faktsa pokok dengan cara teratur dan logis. Bentuk-bentuk yang khas misalkan bagan pohon dan bagan tabel. (Prof. Dr.Arsyad,2009: 68)
Dalam pembelajaran bahasa arab bagan sangat  berguna sekali misalkan untuk pengelompokan mufrodat hewan,tumbuh-tumbuhan dan benda mati dapat dibuat dengan menggguanakan bagan tabel. Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam belajar mufrodat sesuai cdengan pengelompokkannya.
Contoh : 
سبرة
Papan tulis
مسطرة
Penggaris
قلم
Bolpoin
كتب
Buku
حقيبة
Tas
مروحة
Kaca

h.      Papan Buletin
Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
 (Musfiqon, 2012 :89)
Contoh : pada papan buletin bia ditempeli dengan gambar, misalnya membahas tentang fi’il. Di papan buletin ditempeli dengan kertas  yang bertuliskan tentang fi’il misalnya pengertiannya, macamnya, dan lainnya.


           II.     Media Visual yang diproyeksikan
Media proyeksi adalah media yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Artinya penggunaan media ini tergantung pada alat bantu proyektor untuk menghubungkan dan menyampaikan kepada penerima pesan. Media proyeksi cukup banyak jenisnya, antara lain;
a.       Slide
Apabila kita menggunakan istilah “slide” maka yang  kita maksud adalah slide yang tidak bersuara alias slide bisu. Adapun untuk slide yang disertai dengan suara, kita pergunakan istilah lain yaitu “sound-slide” atau slide suara. Perangkat keras slide berupa proyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berupa proyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berupa “film slide” atau secara singkat kita sebut slide. Slide tersebut dengan menggunakan sinar,lampu berkekuatan tertentu diprpoyeksikan melalui lensa kepermukaan layar. Pembuatan progam slide dapat dilakukan oleh guru sendiri,terutama dalam hal penentuan objek pemotretan. Adapun pemrosesannya sampai menjadi slide, dapat diserahkanm ke tempat pemrosesan film.
Presentasi media ini dilakukan dengan cara memproyeksikan slidfe tersebut satu per satu. Bersamaan dengan presentasi visual itu guru dapat memberikan komentar secukupnya mengenai gambar hasil pemroyeksikan slide. Apabila dipandang perlu, presentasi dapat diperlama atau bahkan dapat pula diulangi dengan cara mengundurkannya. Hal itu dapat kita lakukan karena slide bukan termasuk klasifikasi media yang presentasinya sekilas.
Contoh
 

Adapun keunggulan dan kekurangan media ini apabila kita bandingkan dengan media yang lain sebagai berikut:
Keungulan :
1.      Media ini dapat menyajikan gambar nyata, sehingga para siswa dapat mengamati objek yang tidak begitu jauh berbeda dengan wujud yang sebenarnya.
2.      Oleh karena slide merupan satuan-satuan lepas, maka urut-urutan butir-butirnya dapat diubah-ubah dan dipilih menurut selera pemakai dan menurut keperluan.
3.      Apabila ada salah satu slide yang rusak atau hilang dapat diganti atau ditukar dengan mudah, tanpa mempengaruhi satuan-satuan yang lain.
4.      Presentasinya dapat dipercepat / diperlambat menurut keperluan.
5.      Guru dapat dengan leluasa memberikan komentar atau keterangan mengenai gambar yang disajikan tanpa terburu-buru oleh waktu.
                               Kekurangan :
1.      Proses pembuatan progamnya memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini disebabkan pemotretan objek tertentu kadang-kadang dilakukan di tempat yang yang jaraknya.
2.      Penggunaannya memerlukan tempat khusus, yakni ruangan yang gelap atau setidak-tidaknya agak gelap.
3.      Oleh karena gambar hasil pemroyeksian tersebut kurang bermakna apabila tidak disertai komentar guru, maka media  ini tidak tidak disertai komentar guru, maka media ini tidak dapat diklasifikan media yang dapat dipakai tanpa kehadiran guru.

b.      Film Strips
Pada dasarnya media ini hampir sama dengan slide. Letak perbedaannya adalah pada slide gabar-gambar yang diperoleh dari hasil pemotretan itu merupakan satuan-satuan lepas, sedangkan pada film strips gambar-gambar tersebut merupakan satuan-satuan rangkaian dalam satu  rol film. Oleh karena itu gambar-gambar pada film strip merupakan gulungan film, sudah barang tentu urut-urutan gambar tersebut tidak mungkin dirubah  atau dipertukarkan tempatnya. Hal ini merupakan kelemahan film strips.
Adapun kelebihannya apabila dibandingkan dengan slide yaitu:
1.      Gambar-gambar tersebut sudah merupakan rangkaian yang susunannya tidak mungkin diubah lagi, cara memakainyapun tinggal memutarnya saja satu per satu tanpa perlu bersusah payah untuk mengurutkannya.
2.      Karena gambar-gambar tersebut merupakan satu gulungan film maka cara menyimpannya pun lebih mudah.
3.      Karena gambar-gambar tersebut merupakan rangkaian dalam satu gulungan film, maka kemungkinan hilang atau tercecernya salah satu gambar tidak mungkin terjadi.
(Soeparno, 1985: 34-36)





BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Media Visual merupakan media yang paling familiar dan paling sering dipakai oleh seorang guru dalam pembelajaran. Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media jenis ini berkaitan dengan indea penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Media visual pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan media berbasis visual, yaitu: media visual itu sederhana dan realistis serta menekankan informasi sasaran. Selain itu dalam menggunakan media visual harus memperhatikan unsur-unsur yang meliputi: keserderhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur dan warna.
Media Visual terdiri dari dua macam yaitu media visual non proyeksi seperti gambar/foto, bagan, kartun, papan tulis, papan flanel dan lain-lain. Sedangkan Media Visual yang diproyeksikan meliputi Slide dan Opaque proyektor. Semua media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi sebaiknya dalam menggunakan media disesuaikan dengan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.








DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar.2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Anderson, Ronald,H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan Yusufhadi,Miarso. Jakarta: : PT Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief S,dkk. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Smaldino, Sharon E,dkk. 2014. Intructional Technology & Media For Learning Terjemahan Arif Rahman. Jakarta: Prenamedia Group.
Soeparno. 1985. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Sudjana,Nana, dkk. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suleiman, Amir Hamzah. 1985. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia.
امام اسرارى,اندوس. 1995. الوسائل المعينات في تعليم العربية.مالانج:المعهد العالي لفن التدريس و علوم التربية شعبة اللغة العربية.