Media
Berbasis Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Makalah Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Dosen Pengampu : Ustadzah
Zukhaira dan Ustadz Jamat Jamil
Disusun oleh :
Ulin
Nihayah : ( 2303414021 )
Dewi
Kunti Malikhah
: ( 2303414010 )
Riza
Ulil Akhsan : ( 2303414047 )
Program
studi : Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan :
Bahasa Dan Sastra Asing
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Media Visual dalam
Pembelajaran Bahasa Arab ”.
Dalam penulisan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan dari beberapa pihak sehingga
dalam waktu yang relative singkat makalah yang sederhana ini dapat terwujud. Oleh
karena itu pernulis berkenan untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Kedua
orang tua tercinta dan segenap keluarga yang telah banyak memberi dorongan moril maupun materil.
2.
Ustadzah Zukhaira dan Ustad Jamat Jamil selaku
Dosen pengampu mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Arab.
3.
Teman- teman yang memberi semangat dan
motivasi serta memberi inspirasi.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Dengan iringan doa semoga makalah ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan.
Semarang,
05 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
Latar
Belakang Masalah................................................................................................. 1
Rumusan
Masalah........................................................................................................... 1
Tujuan
Penulisan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
Pengertian
Media Berbasis Visual.................................................................................. 3
Prinsip-Prinsip
Media Berbasis Visual............................................................................ 3
Unsur-
Unsur Media Berbasis Visual............................................................................. 5
Macam-Macam
Media Berbasis Visual.......................................................................... 6
BAB III
PENUTUP...................................................................................................... 15
Simpulan......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pengajaran sebagai upaya terencana dalam
membina pengetahuan sikap dan keterampilan siswa melalui interaksi siswa dengan
lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari
lamnbang-lambang verbal dan visual, agar memperoleh makna yang terkandung
didalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna,disimak oleh para siswa sebagai
penerima pesan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu proses pembelajaran
dikatakan efektif apabila siswa dapat memahami makna yang dipesankan oleh guru
sebagai lingkungan belajarnya.
Hampir semua orang menggunakan
penglihatan sebagai sumber utama untuk memperoleh informasi. Kita memakai mata
kita untuk memperoleh informasi, isyarat, tanda, atau hal yang menarik
perhatian kita. Kenyataaan ini mempunyai arti penting untuk keperluan belajar
mengajar. Kemampuaan penglihatan ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam
merencanakan strategi latihan dan dalam mengembangkan bahan pelajaran.
(Miarso,1994 :47)
Pesan visual yang paling
sederhana,praktis, mudah dibuat dan banyak diminati siswa pada jenjang
pendidikan dasar adalah gambar. Hasil studi juga menunjukkan siswa pada
pendidilkan dasar lebih menyukai gambar
yang berwarna. Atas dasr studi tersebut penggunaan media dalam pengajaran mempunyai
kontibusi tinggi terhadap kualitas pengajaran. Sedangkan kualitas pengajaran
akan mempengaruhi kualitas belajar yang dicapai siswa. (Sudjana, 2009 : 8-11). Sehingga
penggunaan media pembelajaran
dirasa sangat penting dalam proses
belajar mengajar karena media dapat menarik minat peseta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran di kelas,selain itu media juga dapat menumbuhkan keaktifan
peseta didik selama proses pembelajaran seperti memberi tanggapan dan umpan
sahingga dapat memotivasi peseta didik untuk belajar dan dapat mempercepat
pemahaman peserta didik
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar
sangat menarik untuk kita bahas lebih lanjut sehingga dalam makalah ini kami
akan membahas tentang salah satu media
pembelajaran yaitu media visual. Media
visual merupakan media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit
sampai dengan abstrak. Media visual ini lebih bersifat realistis dan dapat
dirasakan oleh sebagian besar panca indera kita khususnya indera penglihatan.
Manfaat yang kita dapat dalam penggunaan media ini adalah pemakaiannya yang
efektif dan efisien, praktis, dan lebih cepat dipahami oleh peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada
latar belakang di atas maka permaslahan yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Media Berbasis Visual?
2. Apa saja prinsip-prinsip Media Berbasis
Visual?
3. Apa saja Unsur- Unsur Media Berbasis
Visual?
4. Apa saja Macam-Macam Media Berbasis
Visual?
5. Apa sajakah Media Visual yang bisa digunakan dalam
pembelajaran bahasa Arab?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan di atas tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Mendeskripsikan
dan memahami pengertian Media Berbasis Visual.
2.
Mendeskripsikan
dan memahami prinsip-prinsip Media Berbasis Visual.
3.
Mendeskripsikan
dan memahami Unsur- Unsur Media Berbasis Visual.
4.
Mendeskripsikan
dan memahami Macam-Macam Media Berbasis Visual.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Media Berbasis Visual
Media
Visual merupakan media yang paling familiar dan paling sering dipakai oleh
seorang guru dalam pembelajaran. Media berbasis visual (image atau
perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Media jenis ini berkaitan dengan indea penglihatan. Media visual dapat
memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingatan. Media visual pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Media
visual bisa berupa (a) gambar representative
seperti gambar, lukisan atau foto yang yang menunjukkan bagaimana tampaknya
sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep,
organisasi, dan struktur isi materi; (c) grafik
seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan
gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar.
(Musfiqon, 2012
:70-71)
المينات
البصرية ما يتوجه الى حاسة البصر تنقسم الوسائل المعينات البصرية عادة الى قسمين
هما ما يعرض يجهاز الارض ( على الشاشة)
وما يحتاج جالى جهاز الارضز
تشمل
المعينات التي تعرض يجهاز الارض :
-الأفلام الثابتة
-الشرائح
-شفافيات العارض فوق الرأس
أما الّتي لاتعرض باالجهاز فتشمل :
الأشياء الطبيعية و الحادث الحقيقية مثل القلم, و النظارة و يجلس
الأشياء و الحوادث الصناعية مثل الصور الفوتوغرافية و غير الفوتوغرافية
اللوحات مثل لوحة الجيوب و لوحة النطق و غيرها
( الدكتور اندوس امام اسرارى,1995: 6-7)
(Asrari, 1995:6-7)
Media
Visual adalah media yang berkaitan dengan
indera penglihatan. Media visual biasanya dibagi menjadi dua, yaitu di layar
(yang dapat diproyeksikan) dan non proyeksi. Jadi, Media Visual adalah semua
alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang bisa dinikmati
lewat panca indera.
2. Prinsip-Prinsip Media Berbasis Visual
Ada beberapa prinsip umum yang perlu
diketahui untuk penggunaan media berbasis visual, yaitu:
1.
Usahakan
visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan,
dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar
yang sangat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan
seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya
diperhatikan.
2.
Visual
digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
3.
Gunakan
grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit
demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa dalam mengorganisasikan
informasi.
4.
Ulangi
sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun
sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi
memerlukan pengamatan dengan hati-hati.
5.
Gunakan
gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan
konsep-konsep yang divisualisasikan itu secara berdampingan.
6.
Hindari
visual yang tidak berimbang.
7.
Tekankan
kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
8.
Visual
yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dipahami.
9.
Visual,
khususnya diagram, amat membantu untuk
mempelajari materi yang agak kompleks.
10. Visual yang dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif, apabila (1) jumlah objek dalam
visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (2) jumlah aksi
terpisah yang penting pesan-pesannya yang harus ditafsrikan dengan benar
sebaiknya terbatas, (3) semua objek dan aksi dimaksudkan dilukiskan secara
realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.
11. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus
ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk
mempermudah pengolahan informasi.
12. Caption
(keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (a) menambah informasi yang
sulit dilukiskan secara visual, misalnya tanah, kumpulan orang banyak, dan
lain-lain. (b) member nama orang, tempat, atau objek, (3) menghubungkan
kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, (4)
menyatakan apa yang orang dalam gambar
itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakan.
13. Warna harus digunakan secara realistik.
14. Warna dan pemberian bayangan digunakan
untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.
(Musfiqon, 2012 :70-72).
Jadi, prinsip media visual adalah gunakanlah media visual yang sederhana tetapi tepat,
jelas sesuai.
3. Unsur- Unsur Media Berbasis Visual
Berikut ini unsur-unsur
media berbasis visual:
a.
Kesederhanaan
Secara
umum kesederhanaan itu mengacu kepada elemen yang terkandung dalam suatu
visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan
memahami pesan yang disajikan visual itu.
Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam
beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami, demikian pula teks
yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara 15 sampai dengan 20
kata). Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang
mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan ataupun serangkaian
tampilan visual. Kalimat-kalimatnya
juga harus ringkas tetapi padat, dan mudah dimengerti.
Contoh :
jika menggunakan metode persentasi dengan slide, gunakanlah jenis huruf yang
tidak terlalu berlebihan, sajikan kata kuncinya saja di dalam slidenya.
b.
Keterpaduan
Keterpaduan
mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika
diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling
terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan
suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat dibantu pembantu
pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
c.
Penekanan
Meskipun
penyajian visual dirancang sederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin
disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi
pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan,
perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsure
terpenting.
Contoh
: pada saat belajar tentang “tempat
sekitar” walaupun tempat sekitar itu banyak macamnya, misalnya masjid, taman,
kampus, rumah sakit, warung, bank, toko, pasar, dan sebagainya. Tetapi pada
intinya semua itu termasuk “tempat sekitar”.
d.
Keseimbangan
Bentuk
atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan
presepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang
keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini
menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu,
keseimbaanga formal cenderung tampak statis. Sebaliknya, keseimbangan
informal-tidak keseluruhannya simetris-memberikan kesan dinamis dan dapat
menarik perhatian.
Pengembangan visual
dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi lebih tinggi dan
keinginan bereksperimen dari perancang visual.
e.
Bentuk
Bentuk
yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan. Oleh karena itu, pemilihan
bentuk sebaagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi
pelajaran perlu diperhatikan.
f.
Garis
Garis
digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian
siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
g.
Tekstur
Tekstur
adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur
dapat digunakan untuk penekana suatu unsur seperti halnya warna.
Contoh
: pada materi inti atau pokok bisa diberi tekstur yang
tebal atau dibuat berbeda dengan yang lain.
h.
Warna
Warna
merupakan unsure visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan
hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberi
kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan.
Disamping
itu, warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang
digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons
emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika
menggunakan warna, yaitu (1) pemilihan warna khusus (merah, biru, kuning, dan
sebagainya), (2) nilai warna (tingkat unsure llain dalam visual tersebut), dan
(3) intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang dinginkan. (Arsyad, 2007 :
107-113).
Sedangkan menurut buku yang lain
disebutkan untuk tujuan memberi kan informasi dan atau pengajaran, perancangan
visual mencakup unsur-unsur berikut :
1.
Pengaturan
Pertama-tama, Anda harus tentukan unsur-unsur apa saja yang
disertakan dalam visual anda. Kemudian Anda siap mempertimbangkan “tampilan” keseluruhannya.
Gagasannya adalah menentukan sebuah pola dasar untuk menentukan bagaimana mata
sang pemirsa akan mengikuti disepanjang tampilan Anda itu.
2.
Keseimbangan
Sebuah
perasaan kesamarataan psikologis, atau keseimbangan, dicapai ketika
“berat” unsur-unsur dalam sebuah tampilan secara merata tersebar pada tiap sisi
sebuah sumbu, entah secara horizontal atau vertikal atau keduanya. Ketika
desain tersebut berulang pada kedua sisi, keseimbangannya menjadi simetris,
atau formal.
Disebagian
kasus, bagaimanapun untuk visual yang akan memikat mata dan menjalankan tujuan
informasional, Anda sebaiknya menetapkan tujuan untuk mencapai keseimbangan
yang simetris atau informal. Dengan keseimbangan yang simetris terdapat
kesamaan berat yang tidak merata, tetapi dengan unsur-unsur yang berbeda di
tiap sisinya (misalnya, satu persegi terbuka yang terbuka yang besar disatu
sisi, tiga lingkaran gelap yang kecil disisi satunya lagi). Keseimbangan
informal lebih disukai karena lebih dinamis dan menarik daripada keseimbanga
formal. Secara umum, usahakan menghindari ketidakseimbangan menggunakan
sebaran berat yang jelas-jelas tidak merata karena cenderung membuat pemirsa
tidak nyaman.
3.
Warna
Ketika
memilih sebuah skema warna untuk sebuah visual, perhatikan keharmonisan warna.
Roda warna bermanfaat dalam membantu kita memahami hubungan diantara
warna-warna spektrum yang tampak. Dua warna apapun yang terletak langsung
berhadapan pada roda warna disebut warna pelengkap sebagai misal, merah dan
hijau atau kuning dan violet. Warna-warna pelengkap sering kali sangat cocok
satu sama lain sebagai sebuah skema warna secara keseluruhan. Tetapi, usahakan
untuk tidak langsung mendekatkan dua warna pelengkap (misalnya, menempatkan
huruf berwarna hijau dengan latar belakang berwarna merah). Ada dua alasan
untuk hal tersebut. Pertama, jika warna-warna tersebut memiliki nilai-nilai
yang sama, atau kegelapan yang sama, huruf tersebut tidak akan memiliki kontras
sosok latar yang baik. Yang kedua, ketika warna-warna pelengkap yang jenuh
(terlalu tua) diletakkan langsung berdekatan satu sama lain mata tidak bisa
fokus pada keduanya pada waktu bersamaan, sehingga Anda mendapatkan efek yang
tidak menyenangkan.
4.
Kemudahan
dibaca
Sebuah
visual tidak bisa dipahami kecuali kalau seluruh pemirsa bisa melihat kata-kata
dan gambar. Sangat mengejutkan mendapati aturan ini sering kali dilanggar.
Ingat lagi berapa banyak Anda mendengar seorang presenter menyatakan “Anda
mungkin tidak akan bisa melihat apa yang ada di sisn, biar saya jelaskan atau
bacakan untuk Anda”. Agar hal ini tidak terjadi, pastikan visual Anda cukup
besar agar terlihat oleh seluruh hadirin Anda. Ini berlaku bgi materi cetakan,
visual terproyeksi, dan tampilan.
Untuk
memeriksa sebuah visual, letakanlah di atas sebuah kuda-kuda atau proyeksikan
pada sebuah layar. Kemudian ambil posisi di pemirsa terjauh Anda biasanya
dibagian belakang kelas dan lihat apakah bisa terbaca. Jika tidak jangan dahulu
gunakan sebelum Anda memperbaikinya.
Kemudian
untuk dibaca bisa diperbaiki dengan meningkatkan ukuran, jenis ukuran huruf,
dan kontras di antara benda-benda dalam sebuah visual. Seperti kontras yang
telah kita bahas terkait dengan warna, kontras juga berlaku untuk fisik secara
visual secara keseluruhan. Pastikan benda-benda dalam visual Anda tidak
mengabur bersamaan. Tujuan dari perancangan visual yang baik adalah
menghilangkan halangan sebanyak mungkin yang menghambat penafsiran atas pesan
Anda.
5.
Menarik
Visual
Anda tidak bisa menampilkan sebuah efek kecuali kalau visual itu menarik dan
mempertahankan perhatian para pemirsanya. Terdapat beberapa teknik untuk
menghasilkan daya tarik : gaya, kejutan, tekstur, dan interaksi.
(Smaldino,
2014: 78)
4. Macam-Macam Media Berbasis Visual
I. Media visual yang tidak diproyeksikan
Media
visual non proyeksi adalah media yang penggunaannya tidak memerlukan bantuan
alat proyektor. Media ini sudah bisa digunakan secara mandiri tanpa memerlukan
bantuan alat atau sarana lain. Media nonproyeksi ini juga termasuk media yang
paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Media pembelajaran jenis
nonproyeksi ini antara lain:
a.
Wallsheets
Media ini
termasuk media visual nonproyeksi. Sebab penggunaan dan tampilan media ini
tanpa menggunakan alat bantu proyektor. Media berupa wallsheets ini bisa
berupa peta, chart, diagram, poster. Peta biasanya digunakan guru dalam
pembelajaran dengan cara ditempel didinding kelas atau laboratorium. Sehingga
peserta didik bisa mengakses pesan secara langsung tanpa menggunakan bantuan
alat lain.
(Musfiqon,2012
:111)
Contoh :
misalnya dengan mind maping
b.
Buku
cetak
Buku cetak
merupakan media visual nonproyeksi. Dengan menggunakan buku anak didik bisa
melihat dan mengakses pesan materi pembelajaran secara langsung tanpa bantuan
alat lain yang bersifat proyektif.
Buku cetak juga
sering disebut dengan modul. Media ini berupa suatu perangkat yang terdiri atas
tujuh komponen, yakni:
1.
Lembaran
petunjuk untuk guru
2.
Lembaran
petunjuk untuk siswa
3.
Lembaran
kegiatan
4.
Lembaran
kerja
5.
Lembaran
kunci kerja
6.
Lembaran
tes
7.
Lembaran
kunci tes
Untuk mempelajari sebuah modul, seorang siswa
pertama-tama harus membaca terlebih dahulu lembaran petunjuk untuk
siswa,kemudian mengerjakan atau membaca lembaran kegiatan. Setelah selesai
membaca lembaran kegiatan dan memahami materi yang dikomunikasikan lewat bahan
tertulis itu, siswa boleh melangkah ke lembaran kerja. Lembaran kerja ini
prinsipnya merupakan latihan-latihan yang harus dikerjakan. Setelah
latihan-latihan dalam lembaran kerja itu
selesai dikerjakan oleh siwa, langkah selanjutnya yaitu mencocokkan nya dengan
kunci kerja. Kunci kerja ini ada ditangan guru.
Peranan
guru dalam sistem modul ini bukan lagi
sebagai penyampai materi, sebab materi sudah dikomunikasikan lewat bahan
tertulis dalam lembaran kegiatan. Dalam hal ini guru lebih menonjol sebagai
fasilitator dan sebagai motivator. (Soeparno, 1985:25-26)
Contoh
: LKS
c.
Papan
tulis
Papan tulis
merupakan media yang paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Papan tulis
ini juga termasuk media visual nonproyeksi. Media ini bisa digunakan dan
menampilkan pesan tanpa harus dibantu alat proyektor. Sehingga anak didik dan
guru bisa memahami materi pelajaran secara langsung tanpa menggantungkan diri
pada alat bantu lain.
Sebenarnya masih
banyak lagi jenis media visual nonproyeksi yang bisa digunakan guru dalam
pembelajaran. Tetapi yang terpenting adalah aspek ketersediaan, media ini mudah
dioperasionalkan dan sebagian guru memiliki keterampilan untuk menggunakan
media tersebut.
Contoh : misalnya
seorang guru menulis kosakata di papan tulis, kemudia siswa membaca atau
menulisnya di buku masing-masing.
d.
Gambar/foto
Gambar/foto
adalah media visual yang penting dan mudah didapat. Penting sebab dapat memberi
penggambaran visual yang kongkrit
tentang masalah yang digambarkannya. Gambar membuat orang dapat menangkap ide
atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang
dapat diungkapkan dengan kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan.
(Suleiman, 1985
:27)
Contoh :
Kelebihan media gambar/foto:
1.
Sifatnya
konkret, gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan
dengan media verbal semata.
2.
Gambar
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda dan objek dapat
dibawa ke dalam kelas,dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa
tersebut. Gambar/foto dapat mengatasi hal tersebut. Misal saat memperkenalkan
sungai nil dalam pembelajaran sejarah sastra arab dapat disajikan lewat gambar
agar peserta didik dapat lebih mengerti. Begitu pula peristiwa-peristiwa yang
terjadi ndi masa lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat seperti apa
adanya,maka gambar/foto amat bermanfaat dlam hal ini.
3.
Media
gambar/foto dapat memperjelas suatu masalah,dalam bidang apa saja,dan untuk
tingkat usia berapa saja,sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalahpahaman.
4.
Foto
harganya murah dan mudah didapat serta digunakan,tanpa memerlukan peralatan
khusus.
Kelemahan gambar/foto:
1.
Gambar/foto
hanya menekankan presepsi indera mata
2.
Gambar/foto
yang terlalu kompleks kurang efektif dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Ukurannya
sangat terbatas untuk kelompok besar.
(.Sadiman, 2008:
29)
e.
Kartun
Kartun
sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif
yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan
ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi dan kejadian-kejadian
tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap
maupun tingkah laku. Kartun biasanysa hanya menangkap esensi pesan yang harus
disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana.
(Sadiman , 2008:
45)
Media
visual kartun dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa arab karena ini
memungkinkan untuk membuat peserta didik
tertarik belajar bahasa arab lewat suatu cerita dalam komik. Bahkan dengan
media komik pemahaman peseta didik akan lebih intensif daripada dengan belajar
dengan suatu modul.
Contoh
:
f.
Papan
flanel/flannel board
Papan flanel/flannel board adalah media
grafis/beentuk media visual yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat
dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang disajikan dapat dipasang dan dicopot
dengan mudah sehingga dapat digunakan berkali-kali. Selain gambar, di
kelas-kelas permulaan sekolah dasar/taman kanak-kanak,papan flanel ini dipakai
pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka. Karena penyajiannya seketika, selain menarik
perhatian siswa penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien.
(Sadiman, 2008 : 49)
Contoh : mempelajari tentang hewan-hewan di laut. Guru membuat
bermacam-macam binatang yang hidup di laut.
g.
Bagan
Bagan
adalah kombinasidari berbagai media grafis dan media gambar yan dirancang untuk
memvisualisasikan hubungan antara fakta-faktsa pokok dengan cara teratur dan
logis. Bentuk-bentuk yang khas misalkan bagan pohon dan bagan tabel. (Prof.
Dr.Arsyad,2009: 68)
Dalam
pembelajaran bahasa arab bagan sangat
berguna sekali misalkan untuk pengelompokan mufrodat
hewan,tumbuh-tumbuhan dan benda mati dapat dibuat dengan menggguanakan bagan
tabel. Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam belajar mufrodat sesuai
cdengan pengelompokkannya.
Contoh
:
سبرة
|
Papan tulis
|
مسطرة
|
Penggaris
|
قلم
|
Bolpoin
|
كتب
|
Buku
|
حقيبة
|
Tas
|
مروحة
|
Kaca
|
h.
Papan
Buletin
Berbeda
dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tapi langsung
ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan
sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu
tertentu.
(Musfiqon, 2012 :89)
Contoh
: pada papan buletin bia ditempeli dengan gambar, misalnya
membahas tentang fi’il. Di papan buletin ditempeli dengan kertas yang bertuliskan tentang fi’il misalnya
pengertiannya, macamnya, dan lainnya.
II. Media Visual yang diproyeksikan
Media
proyeksi adalah media yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada
layar. Artinya penggunaan media ini tergantung pada alat bantu proyektor untuk
menghubungkan dan menyampaikan kepada penerima pesan. Media proyeksi cukup
banyak jenisnya, antara lain;
a.
Slide
Apabila kita menggunakan istilah “slide”
maka yang kita maksud adalah slide yang
tidak bersuara alias slide bisu. Adapun untuk slide yang disertai dengan suara,
kita pergunakan istilah lain yaitu “sound-slide” atau slide suara. Perangkat
keras slide berupa proyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berupa
proyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berupa “film slide” atau secara
singkat kita sebut slide. Slide tersebut dengan menggunakan sinar,lampu
berkekuatan tertentu diprpoyeksikan melalui lensa kepermukaan layar. Pembuatan
progam slide dapat dilakukan oleh guru sendiri,terutama dalam hal penentuan
objek pemotretan. Adapun pemrosesannya sampai menjadi slide, dapat diserahkanm
ke tempat pemrosesan film.
Presentasi media ini dilakukan dengan
cara memproyeksikan slidfe tersebut satu per satu. Bersamaan dengan presentasi
visual itu guru dapat memberikan komentar secukupnya mengenai gambar hasil
pemroyeksikan slide. Apabila dipandang perlu, presentasi dapat diperlama atau
bahkan dapat pula diulangi dengan cara mengundurkannya. Hal itu dapat kita
lakukan karena slide bukan termasuk klasifikasi media yang presentasinya
sekilas.
Contoh
Adapun keunggulan dan kekurangan media
ini apabila kita bandingkan dengan media yang lain sebagai berikut:
Keungulan
:
1.
Media ini dapat
menyajikan gambar nyata, sehingga para siswa dapat mengamati objek yang tidak
begitu jauh berbeda dengan wujud yang sebenarnya.
2.
Oleh karena
slide merupan satuan-satuan lepas, maka urut-urutan butir-butirnya dapat
diubah-ubah dan dipilih menurut selera pemakai dan menurut keperluan.
3.
Apabila ada
salah satu slide yang rusak atau hilang dapat diganti atau ditukar dengan
mudah, tanpa mempengaruhi satuan-satuan yang lain.
4.
Presentasinya
dapat dipercepat / diperlambat menurut keperluan.
5.
Guru dapat
dengan leluasa memberikan komentar atau keterangan mengenai gambar yang
disajikan tanpa terburu-buru oleh waktu.
Kekurangan :
1.
Proses pembuatan
progamnya memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini disebabkan pemotretan
objek tertentu kadang-kadang dilakukan di tempat yang yang jaraknya.
2.
Penggunaannya
memerlukan tempat khusus, yakni ruangan yang gelap atau setidak-tidaknya agak
gelap.
3.
Oleh karena
gambar hasil pemroyeksian tersebut kurang bermakna apabila tidak disertai komentar
guru, maka media ini tidak tidak
disertai komentar guru, maka media ini tidak dapat diklasifikan media yang
dapat dipakai tanpa kehadiran guru.
b.
Film Strips
Pada dasarnya media ini
hampir sama dengan slide. Letak perbedaannya adalah pada slide gabar-gambar
yang diperoleh dari hasil pemotretan itu merupakan satuan-satuan lepas,
sedangkan pada film strips gambar-gambar tersebut merupakan satuan-satuan
rangkaian dalam satu rol film. Oleh
karena itu gambar-gambar pada film strip merupakan gulungan film, sudah barang
tentu urut-urutan gambar tersebut tidak mungkin dirubah atau dipertukarkan tempatnya. Hal ini
merupakan kelemahan film strips.
Adapun kelebihannya apabila dibandingkan
dengan slide yaitu:
1.
Gambar-gambar
tersebut sudah merupakan rangkaian yang susunannya tidak mungkin diubah lagi,
cara memakainyapun tinggal memutarnya saja satu per satu tanpa perlu bersusah
payah untuk mengurutkannya.
2.
Karena
gambar-gambar tersebut merupakan satu gulungan film maka cara menyimpannya pun
lebih mudah.
3.
Karena
gambar-gambar tersebut merupakan rangkaian dalam satu gulungan film, maka
kemungkinan hilang atau tercecernya salah satu gambar tidak mungkin terjadi.
(Soeparno, 1985: 34-36)
BAB
IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Media
Visual merupakan media yang paling familiar dan paling sering dipakai oleh
seorang guru dalam pembelajaran. Media berbasis visual (image atau perumpamaan)
memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media jenis ini
berkaitan dengan indea penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman
(misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan.
Media visual pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara
isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Ada beberapa prinsip umum yang perlu
diketahui untuk penggunaan media berbasis visual, yaitu: media visual itu
sederhana dan realistis serta menekankan informasi sasaran. Selain itu dalam
menggunakan media visual harus memperhatikan unsur-unsur yang meliputi:
keserderhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur
dan warna.
Media Visual terdiri dari dua macam
yaitu media visual non proyeksi seperti gambar/foto, bagan, kartun, papan
tulis, papan flanel dan lain-lain. Sedangkan Media Visual yang diproyeksikan
meliputi Slide dan Opaque proyektor. Semua media memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Jadi sebaiknya dalam menggunakan media disesuaikan
dengan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad,
Azhar.2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media
dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Anderson, Ronald,H. 1994. Pemilihan dan
Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan Yusufhadi,Miarso. Jakarta: :
PT Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief S,dkk. 2008. Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Smaldino, Sharon E,dkk. 2014.
Intructional Technology & Media For Learning Terjemahan Arif Rahman.
Jakarta: Prenamedia Group.
Soeparno.
1985. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Sudjana,Nana,
dkk. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suleiman, Amir Hamzah. 1985. Media
Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT.
Gramedia.
امام اسرارى,اندوس.
1995. الوسائل المعينات في تعليم العربية.مالانج:المعهد
العالي لفن التدريس و علوم التربية شعبة اللغة العربية.