Cinta
mungkin yang telah mengajarkanku arti penantian, mengajarkanku arti penyesalan
mengajarkanku arti sia sia. Aku tersadar dalam keheningan dan kesunyian malam
sabtu dalam kesendirian aku duduk termenung di atas dipan depan kamar kosku. Di
bangku kuliah aku merasakan indahnya jatuh cinta dan dicintai. Yoka cowo manis
hitam yang tak terlalu tampan mengisyaratkan cinta padaku dalam senyum dan kata
yang dilontarkan setiap kali bertemu. Yoka bukanlah cowo yang mudah untuk
mendekati seorang gadis layaknya cowo paada umumnya. Menurutku dia adalah cowo
yang sangat menjaga kehormatan lelakinya di depan para gadis yang ada di
sekitarnya.
Sepulang
kuliah, ku berjalan di lorong depan kelasku. Tak kusengaja ku berjalan
berdampingang dengan Yoka cowo hitam manis yang ku kenal sangat menjaga
kehormatannya. Dia adalah seorang mahasiswa yang sangat ta’dim pada sang guru
layaknya seorang santri yang tunduk pada kyainya.
“Mau
pulangkah kau sahira? Tanyanya padaku?”
“Hei
iya Yoka”. Jawabku sedikit kaget karena tak ku melihat sebelumnya kalu ia
berada di sampingku.
“Sendirian?”
tanyanya lagi dengan nada lembut.
“Hmm
sudah terbiasa aku pulang sendiri Yo.” Jawabku ketus karena memang aku tak
mempunyai prasangka atau pikiran apapun dengannya.
Dalam
hatiku aku hanyalah seorang teman yang tak lebih dan kupikir dia sedang
bertanya karena hanya mengisi waktuku bersamanya karena sedang berjalan
bersama. Saat itu memang aku sedang menjalani hubungan tanpa status namun
terikat dengan Vasi teman SMP ku yang berada di rumah. Vasi adalah teman dekat
yang telah lam bersamaku, namun akhirnya menyatakan cinta padaku. Aku hanya
merespon pertanyaan Yoka layaknya aku merespon pertanyaan teman yang lainnya.
Aku dan Yoka berjalan menuju lantai satu gedung kuliahku. Ditengah perjalanan
kami mengobrol ngalor ngidul tentang perkuliahan yang baru beberapa minggu ini
kami lakukan. Karena kami adalah mahasiswa baru.
“Mau
ku antar kamu pulang Sa?” tanyanya dengan penuh makna dia berharap aku mau
diantarkannya pulang.
“Beneran?”
tanyaku dengan menegaskan.
“Iya.
Aku mengantarkanmu karena hatiku yang paling dalam.” Dia menjawab itu mencoba
membuatku untuk percaya.
“Hmm
gak usah lah, nanti aku ada teman jalan kok.” Jawabku dengan nada menolak.
Namun dalam hati banyak pertanyaan yang muncul. “Apakah dia benar ingin
mengantarkanku?”
“Dalam
rangka apa kau memintaku untuk kau antarkan?” tanyaku balik padanya.
“Aku
hanya ingin mengantarkanmu dan berdua denganmu.” Jawabnya menggombal.
Aku
tak bisa berkata dan hanya ku melontarkan senyuman pada Yoka temaku itu. Dalam
hati aku bingung apa maksud pernyataan yang telah Yoka lontarkan padaku ini.
Apakah dia menyukaiku? Apakah dia hanya ingin mengantarkanku? Ah entahlah..
sampailah kami di lantai satu dan segera ku keluar gedung itu dan berpamit pulang
ke kos pada Yoka.
“Aku
pulang Yo.”
“Iya.
Hati-hati Sa.” Sapanya.
Sampainya
di kosku aku masih saja terbayang akan perbincanganku dengan Yoka di kampus
tadi. Aku merasakan gejolak asmara yang ada di hati. “Munginkah aku jatuh
cinta?” tanyaku dalam hati. “Munginkah dia memang mencintaiku?” banyak beribu
pertanyyan cinta menimpa diriku dalam hati. Malamnya tepat malam jumat, malam
jumat adalah jadwalku untuk melepas rindu dengan Vasi. Setiap malam jumat pasti
Vasi selalu menelponku.
Dering
Handphone di atas meja kamarku, tak berpikir panjang langsung bisa ku menangkap
yang sms adalah Vasi kekasihku. Kami memang baru beberapa bulan menjadi
sepasang kekasih. Sebulan sebelum aku berangkat ke kampus kuliahku dia
menyatakan cintanya padaku. Dan kedua orang tuaku memang sudah merestui
hubungan kami. Terlihat dengan ibu dan bapakku yang selalu menanyakan kabarnya.
Kuangkat
Handphoneku dan kubuka sms yang masuk. Satu.. dua.. tiga... no tanpa nama
menyapaku dengan sapaan “Selamat malam jumat.” Itu sapaan Vasi, tetapi kok no
nya berbeda?” aku bertanya dalam hati. Agak lama aku berfikir siapakah ini?
Dengan jari-jariku bergerak membuat kata “Selamat malam jumat.” Tanpa ku
bertanya siapakah ini? Karena kupikir dia adalah Vasi.
“Lagi
ngapain?” balasnya lagi. Aku termenung tak membalas sms nya karena aku bingung.
Tak biasanya Vasi menanyakan kegiatanku disetiap sms nya. Lalu lama kuberanikan
menanyakan siapa dia.
“Menyendiri.
Maaf ini siapa?”
“Hmm
Yoka, Sa. Kenapa kok menyendiri? Butuh ku temani?” Jawabnya. Aku teersenyum dan
bingung. Kenapa di saat seperti ini ada orang lain yang memasuki hidupku Vasi
tidak mengabariku sms. Apakah mungin aku akan menyukai Yoka dan meninggalkan
Vasi?”
Lalu
ku menjawabnya “Temen kosku pada pulang semua kan ini tanggal merah.”
“Kamu
gak pulang?” tanyanya lagi.
“Gak
Yo, jauh kok. Hehehe.
Lama
telah ku saling berbalas sms dengan Yoka. Waktu menunjukkan 9.30 pm. Batinku
bertanya. “Kenapakah Vasi tak kunjung sms juga?” aku gelisah merindukannya,
tapi gelisah karena Yoka.
“Hmm
ya gakpapa. Disini aja.” Jawabnya agak lama beberapa menit.
“Iya,
kamu sendiri gak pulang Yo?” tanyaku balik.
“Gak
Sa, kan nemenin kamu... J”
Hahaha
hati dan pikiranku semakin tak kuasa menahan bahagia dan gelisah. Seorang gadis
atau cewe yang telah diberikan perhatian sedikit saja bisa membuatnya sangat
bahagia karena cintanya. Semakin malam ternyata Vasi tak sms aku jua. Malam itu
kuhabiskan dengan Yoka dalam sms. Canda tawa dalam sms melebihi sms nya Vasi.
Memang Vasi adalah orang yang sangat sekali jarang memegang Handphone. Karena
kurang perhatiannya dengan yang namanya perasaan cintanya.
Bahkan
setelah beberapa hari Vasi menyatakan cintanya padaku. Bukan hal yang aneh jika
dia hanya mengirimiku sms satu kali dalam sehari. Namun aku memahaminya sampai
saat ini aku kuliah di tempat yang jauh dari rumah. Karena di semarang. Vasi
biasanya hanya mengabariku setiap hari jumat dan menelponku satu minggu sekali.
Setelah
ku semakin lama semakin dekat dengan Yoka, membuatku mungiin sedikit melupakan
Vasi. Terbukti dengan aku terbiasa tidak di sms Vasi pun aku tak masalah karena
setiap kali aku diperhatikan oleh Yoka. Perhatian seorang cowo itu bisa membuat
cewe jatuh hati. Suatu hari, ada suatu hal yang membuatku harus berganti no
hpku. Orang yang pertama ku sms adalah Yoka. Aku menagabarinya bahwa aku
mengganti no hpku dengan yang baru.
“Yo,
ini no hp ku yang baru. Yang lama dihapus saja.” Sms ku pada Yoka.
No
ku yang dulu memang berbeda dengan no yang aku ganti sekarang. Aku mengganti no
IM3 menjadi XL karena teman kuliahku banyak yang memakai XL. Jadi menurutku
untuk melayani teman-temanku supaya mudah menghubungiku.
Tak
lama dia membalasnya “Kok XL, beda operator donk.. nanti gak bisa telfon nih,
mahal.” Katanya.
“Kalau
memang cowo pasti mau berkorban.” Jawabku menggodanya.
Tak
dibalas lagi sms nya oleh Yoka. Mungkin karena beda operator membuatnya
menghabiskan pulsa. Pikirku dalam gelisah. “Kenapakah aku merasa kehilangan
Yoka hanya karena dia tak membalas smsku?” tanyaku dalam hati.
Hari
kehari jarang sekali Yoka sms aku. Padahal aku selalu menantinya. Suati hari
memang aku sudah menghilangkan rasa cinta yang mungkin ada di hatiku. Setelah
sekian lama aku sudah kembali terbiasa dengan Vasi. Aku semaikn bahagia dengan
Vasi, bahkan teman kuliahku sudah tahu jika aku punya kekasih yaitu Vasi.
Weekend,
teman-teman kuliah merencanakan untuk pergi berlibur ke tempat wisata terdekat
semarang. Kami menyewa mobil untuk pergi berwisata. Setelah kami sampai disana.
Ada wahana air yang membuatku menddekatinya. Setelah aku sampai disana Yoka
mendekati tempat itu juga. Aku terbelalak bagaikan ikan yang mendapatkan
makanan yang sangat disukainya. Yoka mengajakku untuk bermain air. Terasa
suasana yang sangat istimewa, seperti halnya pepatah mengatakan bahwa “seakan
dunia milik kita berdua”.
Kita
tak hanya berdua saja, ada teman dekat Yoka yaitu Miko. Yoka dan Miko sangatlah
dekaat bagaikan seorang pacaran. Hahaha.... memang setiap berangkat dan sepulang kuliah pasti
mereka selalu berbarengan. “Hmm aku aja yang cewe gak ada yang nemenin kok,
kalian berdua terus sih?” tanyaku pada mereka berdua.
“Apakah
ini sebuah kode Yo?” tanya Miko pada Yoka dengan sedikit mengledeknya.
“Halah...”
jawab Yoka dengan malu-malu dan mencolek lengan Miko.”
“Kamu
gak peka juga ya Yo.” Katanya lagi.
“Hmm
sudah... sudah... sedang berbicara apa sih kalian ini?” kataku melerai itu
semua dengan sedikit salting.
Waktu
telah berjalan lama, kita bermain airpun sudah hampir basah semua. Pada jam
empat sore kami bersiap untuk pulang. Karena memang niatku tak ingin berenang
maka akupun tak membawa baju ganti. Tak taunya malah bermain air saking
asyiknya sampai basah semua bajuku. Akhirnya aku pulang dengan baju basah
kuyup. Begitu pula dengan Miko dan Yoka. Kami semua menuju ke parkiran mobil
akan segera pulang. Setengah perjalanan Yoka menyapa “Sa, alangkah baiknya jika
kamu pulang denganku naik motor karena kamu dengan keadaan basah seperti itu.
Takutnya nanti teman yang lain juga ikutan basah”.
Aku
hanya terdiam tersenyum berfikir apakah aku akan mengikuti Yoka atau aku akan
naik mobil bersama teman-temanku. “Sudahlah Sa.. menurut apa kata Yoka. Kata
Miko dari kejauhan sambil mengusap baju yang basah. “Bukannya Miko juga
sama-sama basah Yo? Nanti Miko pulang sama siapa?” tanyaku.
“Ah
aku mah gampang, yang penting tuh kamu Sa di mata Yoka. Ehem-ehem suara deheman
teman-teman dari dalam mobil.
Yasudahlah
daripada kelamaan aku menurut saja apa kata Yoka dan Miko. Akhirnya aku
diantarkan oleh Yoka sampai kos ku. Perasaan senang tak tau kenapa setalah
diantar Yoka. Mungkinkah ini cinta? Perasaan takut karena takut menghianati
cinta Vasi yang jauh di sana menantiku. “Ahh entahlah kuserahkan semua kepada
yang membolak-balikkan hati manusia.
Seiring
berjalannya waktu rasa cinta ini semakin tumbuh besar dan semakin semangat dalam
kuliah karena motivasiku adalah bertemu dengan Yoka. Begitupun yang dirasakan
oleh Yoka rasa cintanya semakin besar. Namun Yoka bukanlah orang yang gampang
untuk mengatakan cintanya pada seseorang, karena memang adalah seorang yang
sangat ta’dim terhadap agamanya.
Hingga
suatu hari, tak disengaja dan tanpa kami ketahui salah seorang dosen mengetahui
kedekatan kami berdua. Dosen itu memang selalu mengolok-olok kami ketika di
kelas. Hal itu membuat rasa cinta kami semakin berkurang karena kita malu jika
selalu menjadi bahan bullyan di kelas. Lama setelah itu Yoka sudah jarang
sekali bertatap muka denganku dan jarang sekali bercanda tawa denganku.
Tak
lama kemudian Vasipun mengetahui aku sedang dekat dengan salah satu teman
kuliahku. Vasi tahu karena ada yang mengupload fotoku dan Yoka berdua. Dan Vasi
sedikit kecewa dengan adanya hal itu. Makannya sekarang dia memilih untuk menjauh
dariku karena takut mengganggu hubunganku dengan Yoka. Padahal sudah kujelaskan
bahwa aku dan Yoka sudah tak ada apa-apa. Namun Vasi mungkin telah merasakan
sakit hati.
Hingga
kini Vasi dan Yoka semuanya menjauhiku. Mungkin memang salahku dan ada hikmah
yang bisa diambil dari cerita ini yakni janganlah kau mempermainkan perasaan
apalagi perasaan cinta. Hal itu akan sangat berakibatfatal dalam hidupmu. Akan
bisa membuatmu kehilangan seseorang yan kamu cintai dan yang kamu sayangi.